Persebaya harus memutar otak. Selain sibuk mengurus kontrak pemain, kepastian soal markas untuk mengarungi musim depan juga harus segera ditentukan. Setelah peluang untuk bermain di Gelora Delta Sidoarjo tertutup, praktis manajemen Bajol Ijo harus memperjuangkan Gelora 10 Nopember (G10N) jika tetap ingin bermain di Surabaya. Kontrak Pengelolaan bisa jadi alternatif.
Agar perjuangan tersebut bisa terwujud, manajemen harus bergerak cepat. Apalagi, G10N kini berstatus bangunan cagar budaya sesuai penetapan dalam SK Walikota No188.45/251/402.1.04/1996 (Kemdikbud). Butuh usaha ekstra dari sekadar pertemuan biasa. Dengan melakukan pembicaraan yang intens dan berdiskusi soal kesepakatan, maka bukan tidak mungkin G10N bisa menjadi markas sementara bagi Persebaya selama masa renovasi Gelora Bung Tomo. Meski tidak mudah, hal ini layak untuk diperjuangkan.
Kontrak Pengelolaan
Salah satu solusinya adalah dengan kontrak pengelolaan. Secara singkat, kontrak pengelolaan apabila disepakati memungkinkan Persebaya untuk mengelola dan merawat stadion G10N selama jangka waktu tertentu dan melakukan renovasi seperti tribun, lampu, dan rumput agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh operator liga, dalam hal ini PT LIB.
Hal yang sama pernah dilakukan oleh Bali United dan Madura United. Bali United melakukan kontrak bangun untuk stadion Kapten I Wayan Dipta berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar. Begitu pula dengan Madura United yang mendapat tugas untuk mengelola stadion Gelora Ratu Pamelingan.
Jika Persebaya dan Pemerintah Kota Surabaya sepakat untuk berkolaborasi, maka ini adalah sebuah win-win solution. Persebaya tak perlu pindah markas ke luar Surabaya dan mendapat pemasukan dari tiket penonton, sedangkan Pemerintah Kota akan terbantu oleh Persebaya dalam perawatan inventaris.
Diskusi Dengan Kepolisian
Setelah kontrak pengelolaan, hal lainnya yang perlu segera dibicarakan adalah sistem rekayasa lalu lintas. Melihat kondisi sekitar G10N saat ini, rekayasa lalu lintas jelas mutlak perlu dilakukan agar tidak terjadi penumpukan massa, baik suporter maupun pengguna jalan. Jika perlu, menggelar sebuah laga persahabatan untuk simulasi rekayasa lalu lintas.
Dengan demikian, ketika nanti sudah waktunya Liga 1 musim 2020 berjalan tidak ada lagi permasalahan berat yang dihadapi oleh panpel maupun pihak keamanan. Karena pada dasarnya Persebaya adalah Surabaya. Sudah seharusnya tim ini bermain di rumah sendiri.
Semoga….