EJ – Nama Aji Santoso memang tak bisa dipisahkan dari klub Persebaya Surabaya. Bagaimana tidak, Arek Kepanjen ini mendapatkan predikat sebagai pemain termahal di Indonesia ketika pindah dari Arema Malang ke Persebaya di tahun 1995. Dua tahun berselang, Aji akhirnya mendapatkan gelar juara Liga Indonesia pertamanya bersama Tim Bajul Ijo.
Sebagai pelatih, karir pria kelahiran tanggal 6 April 1970 ini memang tak selalu mulus. Ada naik dan ada turunnya. Namun dengan Persebaya, pelatih peraih medali emas PON XVIII di Samarinda, Kaltim sedikit berbeda.
Dimulai dari tahun 2008, ketika Aji Santoso diminta melatih Persebaya untuk sebuah pertandingan “hidup-mati” play-off Divisi Utama 2008 melawan PSMS Medan di Bandung. Tangan dinginnya berhasil membawa Tim Bajul Ijo promosi ke kompetisi Indonesia Super League 2009/10 setelah menang adu penalti 6-5 (1-1) melawan Tim Ayam Kinantan. Namun sayang, kendati membawa Persebaya promosi, kontrak Aji ternyata hanya cukup sampai disini saja.
Pertemuan kedua terjadi saat Persebaya (yang saat itu terpaksa memakai embel-embel 1927) berkompetisi di breakaway league bertajuk Liga Primer Indonesia 2010/11. Di kompetisi yang hanya berumur setengah putaran ini, Persebaya 1927 dibawanya menjadi jawara paruh musim. Ketika itu banyak pemain-pemain muda, yang sebagian hasil binaan kompetisi internal Persebaya, dilibatkan kedalam tim utama. Seperti Rendi Irwan, Andik Vermansah, Lucky Wahyu, Ryan Wahyu, Aulia Ardi dan masih banyak lainnya.
Takdir ketiganya berselang 8 tahun kemudian. Aji Santoso kembali ditunjuk di tengah kompetisi untuk menukangi Persebaya di Liga 1 2019. Misinya bisa dikatakan berat. Karena Tim Persebaya dalam kondisi carut marut tak pernah menang dalam 4 pertandingan terakhirnya. Ditambah lagi kalah di laga terakhir kontra PSS Sleman. Semakin berat saja tugas pria asal Kepanjen, Malang ini. Tapi sejarah sudah dituliskan oleh Aji Santoso dan anak asuhnya. Dibebani target hanya meraih posisi ke-enam di akhir kompetisi, Ruben Sanadi dkk malah terbang tinggi hingga menjadi runner-up kompetisi. Dan yang sensasionalnya, dari 9 laga, 7 diantaranya meraih kemenangan dan sisanya berakhir imbang.
Sehat selalu Cak Aji Santoso. Semoga bisa berprestasi jauh lebih tinggi lagi dengan Persebaya dan lebih sering mengorbitkan pemain-pemain muda Persebaya. Amin! (dpp)