Tayangan Referee Cam di Forever Game, Bagaimana Cerita di Balik Itu?

Referee Cam terpasang di dada wasit di laga Persebaya vs Persis. Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

EJ – Ada yang tak biasa saat laga uji coba Persebaya Surabaya melawan Persis Solo, Sabtu (11/1/2020) di Stadion Gelora Bung Tomo. Wasit utama tampak mengenakan perangkat berupa kamera kecil atau biasa disebut referee cam yang diikatkan ke bagian dada. 

Media officer Persebaya, Nanang Prianto menceritakan kisah di balik penggunaan referee cam itu. Pertama, ia mengaku jika ide tersebut tidak murni dari Persebaya. Tapi, terinspirasi dari tim luar negeri.

“Kalau di Liga Indonesia belum pernah. Tapi, di luar negeri ada yang seperti itu. Terus terang itu terinspirasi dari luar negeri juga,” ungkap Nanang.

Namun, Nanang tak mengungkapkan lebih jauh tim mana yang jadi acuan Persebaya menggunakan referee cam. Tapi, ketika ditelusuri, referee cam memang sudah pernah digunakan dalam laga MLS All Star melawan Real Madrid pada tahun 2017 lalu. 

Iklan

Nah, Persebaya pun ingin mencoba melakukan terobosan yang sama. Beberapa hari sebelum laga uji coba, Persebaya menimbang beberapa kemungkinan untuk menggunakan referee cam itu.

“Kemarin sempat diskusi apakah mungkin kamera ditaruh di dadanya wasit. (Ternyata) ada pirantinya dan tidak mengganggu wasit sama sekali. Ada pengaitnya tadi, mirip chip yang dipakai pemain untuk mengukur detak jantung,” kata Nanang.

Ide tersebut akhirnya sukses terealisasikan. Hasil video sudah dapat dilihat sejak Minggu (12/1/2020) di akun Youtube Official Persebaya. Nanang sendiri mengungkapkan jika ide tersebut direalisasikan murni untuk keperluan hiburan.

“Ini trial saja. Kami ingin berikan tayangan ke Bonek sudut pandang wasit itu seperti apa. Dinamika di lapangan seperti apa dsb. Di Indonesia kan kelihatan jadi hal baru,” beber Nanang.

Tapi, pada perkembangannya, menurut Nanang, referee cam itu juga bisa digunakan sebagai alat bantu wasit untuk mengambil keputusan. Ia akan sangat mengapresiasi jika referee cam juga digunakan di liga.

“Siapa tahu ini bisa diadopsi di lapangan. Bisa untuk membantu wasit dan operator liga untuk mengevaluasi dinamika di lapangan. Syukur kalau bisa diterapkan secara massal di liga,” kata Nanang. (riz)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display