Irfan Jaya lahir di Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Irfan Jaya mulai bermain sepakbola sejak usia 7 Tahun di Sekolah Sepak Bola Sinoa di Bantaeng. Ia melanjutkan karirnya di klub yang paling menonjol di Sulawesi, PSM Makassar.
Sebagai orang Sulawesi, tentu bermain di PSM Makassar adalah impian bagi setiap anak Sulawesi. Dia menghabiskan karir mudanya di PSM U-21 di mana ia menjadi Top Skor ISC U-21 pada 2016.
Ketika Persebaya kembali lagi ke kancah sepak bola dan melirik bakatnya, Irfan Jaya tidak pernah berpikir dua kali ketika Persebaya berusaha mendekatinya. Baginya adalah sebuah kebanggaan bisa bermain untuk klub sebesar Persebaya.
Ketika berbicara tentang pendukung Persebaya (Bonek), tiada kata lain selain pujian. “Tidak ada di klub manapun anda akan menemukan pendukung yang fanatik seperti di Persebaya dan Bonek adalah suporter terbaik di Indonesia,” kata pemain terbaik di 2017 lalu.
Momen sepak bola terbaik Irfan Jaya bersama Persebaya adalah ketika membawa Persebaya Juara Liga 2 2017. Ia juga memenangkan gelar Pemain Muda Terbaik pada musim itu. Karena penampilan apiknya, ia mendapatkan panggilan Tim Nasional oleh pelatih Luis Milla dan mewakili Indonesia di ajang Asian Games 2018. Ia sempat menarik perhatian klub luar negeri, tetapi dia sudah merasa jatuh cinta dengan Kota Surabaya. Irfan Jaya juga selalu mengidolakan Cristiano Ronaldo sejak kecil.
Ketika berbicara tentang situasi pandemi corona ini, Irfan Jaya berharap untuk bisa merumput kembali ketika situasi sudah membaik. Pada saat ini Irfan Jaya selalu rutin melakukan latihan di rumah. (*)
*) Rick Braker merupakan Bonek asli Belanda yang sangat mengidolakan Persebaya. Ia sempat datang ke Indonesia untuk menonton Persebaya. Saat ini, Rick berada di Belanda dan sedang mendalami Bahasa Indonesia. Tulisan ini merupakan karyanya hasil wawancara eksklusifnya bersama Irfan Jaya. Ia bisa ditemui di instagram @bonek_belanda. Kisahnya selama di Indonesia bisa disimak di sini.