Menjadi suporter sepakbola seperti Bonek bagi kebanyakan kalangan bukan lagi hanya sebatas menonton Persebaya berlaga. Berdiri berteriak lantang 90 menit untuk mensupport pemain-pemain Green Force itu Bonek, hanya duduk manis di tribun dengan menyantap jajanan khas GBT itu juga termasuk Bonek, bahkan duduk dirumah di depan TV menyaksikan Persebaya bermain itu Bonek. Namun, beberapa tahun terakhir ini bonek tidak selalu di identik dengan Persebaya berlaga, bonek bukan hanya sekedar suporter sepakbola tetapi juga menjadi wadah yang bermanfaat untuk saling membantu sesama manusia.
Harapan utama semua kalangan penggemar Persebaya tentunya tim kebanggaan arek-arek suroboyo bisa berprestasi di kancah persepakbolaan indonesia bahkan dunia. Sudah kita ketahui bahwa walaupun persebaya mulai berlaga lagi di kasta kedua namun persebaya tetaplah tim yang memiliki DNA juara, hanya butuh satu musim persebaya sudah mengunci gelar juara liga 2 dan yang terpenting tim asal Kota Pahlawan kembali berlaga di kompetisi teratas sepakbola Indonesia.
Pada musim perdana di Liga 1 2018 Persebaya mampu menduduki peringkat 5 klasemen, sebuah prestasi tersendiri bagi tim yang debut di kasta teratas yang tentunya perjuangan untuk masuk di 5 besar penuh dengan drama. Musim kedua di liga 1 Persebaya berhasil menjadi runner-up, mungkin ini menjadi salah satu prestasi yang sangat membanggakan bagi persebaya khususnya para fans fanatiknya, walaupun masih belum bisa meraih trofi juara setidaknya progres untuk menjadi juara masih terus terjaga. Prestasi tim di lapangan hijau yang cukup menawan berhasil dibarengi dengan prestasi manajemen tim yang profesional, dengan tagline “Pesebaya Sustainable” membuat Persebaya berhasil menjadi salah satu pioner klub profesional di indonesia melalui gebrakan dalam hal pembuatan merchandise, pengelolaan pemain muda, pembangunan store hingga mengonsep aksi solidaritas yang melibatkan pendukungnya.
Prestasi-prestasi yang telah ditorehkan tim dan manajemen tentunya menjadi kebanggan bagi bonek, namun bonek sendiri tampaknya juga tidak mau kalah dengan tim dan manajemen yang sudah berprestasi di bidangnya masing- masing. Beberapa tahun terkahir, bonek muncul dengan tagline “Wani Berubah” yang menjadi awal harapan suporter persebaya untuk menjadi suporter yang lebih baik dan tentunya menjadi wadah yang dapat bermanfaat bagi sesama manusia. Sudah tak terhitung lagi berapa aksi bonek turun ke jalan untuk penggalangan dana korban bencana alam, namun segala kebaikan atas dasar kemanusiaan yang dilakukan suporter persebaya ini tidak membuat banyak media memberitakannya, berbanding terbalik ketika terjadi ‘kerusuhan’ yang melibatkan bonek. Namun, jarangnya pemberitaan media terhadap aksi-aksi kemanusian membuat suporter terbesar se-Jawa timur ini semakin peduli terhadap kemanusiaan.
Bonek memang bukanlah organisasi yang memiliki struktur kepengurusan yang lengkap mulai dari ketua hingga devisi keanggotaan. Oleh karena itu, dengan tidak adanya batasan-batasan organisasi membuat bonek memiliki masa dari berbagai lapisan kalangan, tak peduli dari pengusaha kaya, karyawan, hingga pengangguran pun semua berhak menjadi bonek. Tak peduli berasal dari Surabaya, Yogyakarta,Papua bahkan Malang Raya pun semua bisa menjadi bonek. Dengan masa yang dari berbagai elemen masyarakat membuat jangkauan pergerakannya sangat besar, ketika bergerak serentak menggalang dana untuk korban bencana tak jarang uang yang dikumpulkan berjumlah ratusan juta, jumlah yang tidak sedikit untuk membatu meringankan beban yang terdampak musibah.
Pada masa pandemi ini juga bonek tak ketinggalan dalam membantu tim gugus tugas Covid-19, Kepolisian, Kodam V Brawijaya dan tentunya jajaran pemerintah dalam hal mencegah persebaran virus covid-19 ini dengan melakukan aksi bagi-bagi masker. Gerakan “Bonek Wani Lawan Covid” yang melibatkan hampir semua elemen Persebaya dan supportenya tentunya menjadi harapan baru untuk masyarakat agar kembali memupuk semangat agar persebaran Covid-19 khususnya di kota Surabaya dan Jawa Timur bisa menurun. Bonek yang memiliki masa sangat banyak serta terdiri dari berbagai lapisan kalangan membuat gerakan “menghijaukan Surabaya” bukan sesuatu yang mustahil.
Harapan-harapan nyata sudah ada didepan mata, bahkan sebagian besar sudah terlaksana. Aksi sosial, aksi solidaritas, penggalangan bantuan kemanusiaan, membangun panti asuhan, pengumpulan boneka untuk anak-anak pengidap kanker dan masih banyak yang lainnya, telah menjadi bukti nyata bahwa bonek bukan sekedar suporter sepakbola, tetapi juga bergerak membantu yang membutuhkan atas dasar kemanusiaan. Semoga harapan-harapan baik kedepannya bisa terlaksana serta kebaikan-kebaikan yang selama ini dilakukan terus berjalan dan tak berhenti walaupaun tak ada yang memandang. Persetan dengan pencitraan, pengakuan dari berbagai kalangan bukan tujuan utama dari segala kebaikan yang bonek lakukan. Salam satu nyali! WANI.
*Penulis merupakan mahasiswa biologi di Kota Surabaya. Bisa ditemui di akun @mdwi17