Azrul Ananda, nama yang sangat familiar di usia saya tumbuh dan berkembang. Aza muncul melalui media Jawa Pos, memegang kolom Deteksi, yang saat itu merupakan terobosan bagi media dengan menyasar usia remaja. Selanjutnya produk keberhasilan Aza adalah Deteksi Baskeball League (DBL, yang sekarang menjadi Development Baskeball League). Semua anak SMP dan SMA bercita-cita bermain di DBL, menjadi juara di DBL, atmosfer suporter di kalangan anak sekolah tumbuh dan berkembang luar biasa. DBL tumbuh dan akhirnya digelar di seluruh Indonesia, saya yakin lebih dari 50% suporter sepak bola klub-klub di Indonesia saat ini adalah mereka yang memulai tumbuh dari kompetisi DBL.
Cukup sampai disitu, kembali ke Persebaya, 2011-2012 adalah periode kelam bagi Persebaya, prestasi jelek, dualisme kompetisi, keonaran yang dibuat Bonek menjadi stigma buruk dan seperti musuh banyak kelompok suporter lain dan masyarakat sekitar, akhirnya Persebaya tidak diakui dan tidak bisa berkompetisi. Sampai 2017, lebih kurang 5 tahun, setelah berbagai perjuangan kesana-kesini dalam tempo waktu yang lama, singkat cerita Persebaya kembali diakui dan memulai berkompetisi di Liga 2. Yang menyempurnakan kegembiraan saya waktu itu adalah Persebaya dipegang oleh Azrul Ananda, ya, Aza!
Di kepala saya adalah pencapaian Aza dalam DBL akan diterapkan ke Persebaya. Klub ini berada di tangan yang tepat! Tinggal menunggu waktu dahaga Bonek akan kecintaan terhadap Persebaya dibalas oleh prestasi, saya begitu yakin.
2017 juara Liga 2 dan kembali ke Liga 1. 2018 sebagai tim promosi finish di peringkat 5.
2019 finish di posisi 2.
2020 menjadi juara Piala Gubernur Jatim dan mentargetkan Juara Liga 1.
Covid-19 datang, kompetisi 2020 dihentikan.
2021-2022 dengan skuad hasil perombakan besar-besaran, masih bisa bersaing menjadi juara meskipun akhirnya finish di peringkat 6.
Selama 5 tahun semenjak Persebaya kembali, Bonek banyak berbenah, begitu luar biasa, citra buruk yang dulu melekat, mulai sedikit demi sedikit terkikis, bahkan bagi Bonek sendiri antara percaya tidak percaya perubahan yang terjadi.
Musim 2022-2023, jujur tidak ada yang menyangka setelah pencapaian di musim sebelumnya, kekompakkan, kekeluargaan yang sudah dibangun, tiba-tiba lebih dari 50% skuad musim sebelumnya pergi, 4 pemain asing semua pergi, digantikan dengan rekrutan nama-nama baru minim pengalaman. Target 3 besar! Melihat sepak terjang dari pertandingan persahabatan, Piala Presiden, dan 8 laga awal (Home melawan Bali United) sangat jauh dari harapan. Tim ini punya potensi besar, tapi sangat minim pengalaman! Laga away pekan ke-9 ‘diajari’ bermain bola oleh PSM dengan hasil akhir kalah 3-0, selanjutnya laga home melawan tim promosi RANS Nusantara FC yang sejatinya adalah momen untuk kembali bangkit justru kalah 1-2, setelah di babak pertama Persebaya unggul segalanya, babak kedua menunjukkan bahwa tim ini sangat minim pengalaman.
Sial, kesabaran Bonek sudah memuncak, Gelora Delta Sidoarjo yang sejatinya menjadi kandang pengganti setelah Gelora Bung Tomo dipakai pertandingan kualifikasi Piala Asia U20 menjadi sasaran kemarahan, insiden setelah laga adalah bentuk kekecewaan dari rentetan hasil buruk Persebaya. Berbagai suara di media meminta Manager atau Pelatih untuk mundur, hari yang buruk.
Jumat, 16 September 2022, pukul 13.45, Persebaya mengumumkan akan menyampaikan evaluasi pada pukul 14.00, hanya 15 menit dari jadwal. Aza langsung memimpin konferensi pers, kalimat-kalimat awal berisi ucapkan terima kasih ke berbagai pihak yang mendukung Persebaya, kalimat-kalimat berikutnya sudah menjurus hal yang tidak enak, akhirnya kalimat yang tidak diinginkan itu terucap. Aza mundur sebagai CEO Persebaya, ah sudah. Aza adalah orang yang sangat idealis, punya komitmen terhadap ucapannya, rasanya sekali kalimat terucap akan susah untuk menganulirnya.
Sesaat saya punya perasaan ada kehilangan yang besar, Persebaya yang saya rasa di tangan yang tepat, kini akan melepasnya. Kemudian Andi Peci memberikan statement yang salah satu poin isinya saya kutip adalah keputusan mundur merupakan sepenuhnya hak dari CEO dan bukan jangkauan dari Bonek. Raut-raut muka Bonek yang lain antara kaget dan kecewa dengan keputusan Aza.
Yess, Persebaya Selamanya, kereta akan terus berjalan dan tidak akan berhenti. Terima kasih Aza! Matur Suwun Azrul Ananda!