Player to Watch: Andri Muliadi vs Jalwandi, Perang Dua Sahabat Kental

Andri Muliadi dan Jalwandi.
Iklan

EJ – Partai final Dirgantara Cup antara Persebaya dan Cilegon United akan berlangsung seru. Ini adalah partai ulangan setelah sebelumnya kedua tim bertemu di penyisihan grup. Saat itu Persebaya harus mengakui keunggulan Cilegon dengan skor 1-2.

Ada sisi menarik dari pertemuan kedua kesebelasan. Ada perang saudara di sana. Ya, perang antara sesama pemain Aceh yang juga satu angkatan sewaktu SMA di Paraguay. Dan mereka akan berhadapan secara langsung saat bertanding. Mereka adalah Andri Muliadi di Persebaya dan Jalwandi di Cilegon United.

Bisa dikatakan, kedua pemain adalah player to watch pada partai final di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu, 8 Maret 2017 nanti.

Andri Muliadi, 24 tahun

Iklan

Teman satu angkatan Jalwandi yang bahkan tanggal lahirnya berdekatan. Andri, sapaan akrabnya, lahir 26 Februari 1993 di Aceh. Sempat mengenyam pendidikan sepakbola di Paraguay dan terakhir bermain di Persiraja Banda Aceh di kompetisi ISC B.

Berposisi sebagai bek tengah dan bertinggi badan 176 cm, Andri dipercaya Iwan Setiawan berpasangan dengan M Syaifudiin. Sangat tangguh dan kokoh mengawal gawang Persebaya. Memang belum sempurna. Namun, setidaknya sudah membuktikan diri bisa diandalkan sebagai starter Persebaya.

Jalwandi

Pemuda Aceh berjambang lebat ini lahir pada 13 Februari 1993. Saat penyisihan grup melawan Persebaya, ia memborong dua gol kemenangan. Sebelum memperkuat Cilegon, Jalwandi bergabug dengan Persita Tangerang sejak 2014-2016.

Berposisi sebagai pemain depan, permainan Jalwandi sangat istimewa. Ditunjang postur setinggi 173 cm, pergerakannya licin dengan tubuh yang besar dan mampu bergerak lincah. Para pemain Persebaya wajib memperhatikan pergerakan putra Aceh ini di lapangan.

Sepertinya, Pelatih Cilegon, Arcan Iurie, akan memasangnya sebagai kartu truf di partai final. Belum lagi masukan dari Marwal Iskandar, Asisten Pelatih Cilegon yang juga mantan pemain Persebaya.

***

Melihat profil kedua pemain, rasanya akan menjadi perang batin bagi kedua sahabat akrab ini. Tidak ada kata lain selain bermain dengan sepenuhnya membela klub masing-masing. Lupakan persahabatan selama 90 menit di partai puncak. (bim)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display