Persebaya meraih hasil buruk pada pertandingan pekan kedua Indofood Liga 2 beberapa waktu yang lalu. Melakoni partai away ke kandang Martapura FC, Stadion Demang Lehman, Persebaya dipaksa menyerah dengan skor tipis 1-2. Kekalahan tersebut membuat Green Force masih tanpa kemenangan hingga pekan kedua. Hanya mampu meraih satu angka dari dua pertandingan, Persebaya pun harus terpuruk di dasar klasemen.
Pada pertandingan melawan Martapura FC, sebenarnya Persebaya sempat unggul melalui tendangan Misbakhus Solikin. Namun Martapura FC berhasil membalas gol Misbakhus pada sisa 20 menit terakhir jelang pertandingan usai. Sekilas, tidak ada yang aneh dengan gol-gol yang dicetak oleh Martapura FC. Ketika Persebaya dibobol dua kali oleh Martapura FC pada 20 menit terakhir, yang menjadi sorotan di dalam pertandingan adalah stamina pemain-pemain Persebaya yang mulai habis dan buruknya koordinasi lini belakang dalam mengantisipasi serangan balik lawan.
Namun di balik buruknya penampilan Persebaya di kandang Martapura FC, ada hal janggal yang terjadi di penghujung waktu normal. Ketika waktu normal 90 menit sudah habis dan kedudukan masih imbang 1-1, terlihat asisten wasit telah bersiap untuk memberikan instruksi tambahan waktu atau additional time. Asisten wasit pun sudah siap di tepi lapangan untuk mengangkat penunjuk waktu dan memberikan informasi ke wasit di lapangan bahwa additional time babak kedua adalah 3 menit, sesuai dengan instruksi wasit sebelumnya. Namun apa yang terjadi?
Dari cuplikan video di atas, terlihat asisten wasit mengubah keputusannya dalam memberikan additional time setelah ada seseorang (berbaju biru) mendatangi meja pengawas pertandingan. Dalam video tersebut, orang berbaju biru yang berada tepat di balik bench pengawas pertandingan itu meminta asisten wasit untuk menambah jatah additional time, dari 3 menit menjadi 5 menit.
Dalam situasi pertandingan sama kuat 1-1 dan waktu normal habis, plus waktu tambahan hanya 3 menit, maka peluang pertandingan untuk berakhir imbang memang sangat besar. Poin satu tentunya sangat berharga bagi Persebaya. Namun rupanya situasi ini tidak “dikehendaki” oleh orang yang tiba-tiba muncul di balik bench pengawas tadi. Entah dia adalah ofisial tuan rumah atau bukan, jelas tindakannya tersebut merupakan sebuah kode untuk menguntungkan Martapura FC. Dengan Martapura FC yang sedang menguasai bola dan berpeluang menambah jumlah gol, maka tambahan waktu lebih dari 3 menit sangatlah dibutuhkan.
Dan benar saja, Martapura FC berhasil menambah gol lagi di masa additional time, yang seharusnya 3 menit namun ditambah menjadi 5 menit sesuai request orang berbaju biru tadi. Secara gampang, video tadi bisa diartikan bahwa pria berbaju biru yang berada di dekat meja pengawas dan memberikan kode “lima jari” kepada asisten wasit ingin agar pertandingan jangan diselesaikan dulu sampai Martapura FC mencetak gol tambahan. Sebuah tindakan yang jelas-jelas telah mencederai semangat fairplay, bukan?!
Bukan bermaksud menuduh atau berprasangka buruk, namun tentunya fakta di lapangan yang berhasil direkam oleh teman-teman Bonek yang saat itu berada di tempat pertandingan adalah sebuah bukti bahwa telah terjadi kejanggalan (jika tidak ingin disebut kecurangan) pada pertandingan Martapura FC vs Persebaya. Jika mau, manajemen Persebaya sebenarnya bisa membawa bukti rekaman video ini agar dilihat oleh Komisi Disiplin PSSI. Bagaimanapun juga, harus ada semacam perlawanan untuk hal-hal seperti di atas tadi. Dan PSSI jika memang ingin sepakbola Indonesia lebih bermartabat, seharusnya tanggap dengan kejadian ini. Bila tidak, maka sepakbola Indonesia hanya akan “begitu-begitu saja”.