Setelah dua pertandingan tanpa kemenangan, Persebaya akhirnya mampu mendapatkan 3 poin pertamanya di hadapan puluhan ribu pendukungnya di Gelora Bung Tomo, Kamis malam (11/5). Pertandingan ini juga menjadi laga pertama tanpa pelatih kepala Iwan Setiawan yang sedang menjalani sanksi 1 pertandingan dari manajemen.
Diturunkannya dua pemain rekrutan terbaru sejak awal pertandingan, memberikan warna baru kepada serangan Persebaya. Build up serangan juga lebih rapi dari lini ke lini. Sangat enak untuk disaksikan. Jika dirunut kembali pada dua laga sebelumnya ketika masih dipegang Iwan, gaya bermainPersebaya sangatlah berbeda. Sama sekali tidak mencerminkan ciri khas permainan Persebaya.
Pressing ketat, permainan satu dua, crossing dari kedua sayap membuat pertahanan lawan kalang kabut dan akhirnya 3 gol mampu disarangkan para punggawa Green Force pada laga ini. Dengan dua gol di antaranya dicetak duet debutan Persebaya serta tambahan satu gol dari top scorer Persebaya, Misbakhus Solikin.
Namun, PR pada setiap laga selalu sama, menit ke-70, stamina pemain habis. Tanpa stamina yang prima akibatnya fokus menjadi hilang dan kendali permainan berbalik dipegang oleh Persepam MU.
Persebaya sangat beruntung hanya satu gol mampu diceploskan. Bertubi-tubinya serangan dengan mudah masuk ke kotak penalti Persebaya. Sebuah penyelamatan gemilang dari Dimas Galih serta melebarnya tendangan pemain Persepam ketika tinggal berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang.
Evaluasi dari saya, build up serangan hanya bagus di awal babak karena stamina masih sangat segar (setelah kick off dan turun minum).
Lini depan:
sudah bagus, hanya pemain harus lebih sering melihat ada tidaknya kawan sebelum memutuskan untuk melakukan tendangan.
Lini tengah:
Solid, baik dari tengah maupun sayap berani masuk hingga kedepan. Kredit khusus pada Sidik Saimima yang kemarin berani melakukan umpan 1-2 hingga tembus ke kotak penalti.
Lini belakang:
Buruk, apalagi di akhir babak. Bakal jadi bumerang jika tetap dibiarkan karena bagaimana pun menit akhir itu sangat krusial dan butuh konsetrasi ekstra.
Sorotan Pemain yang bermain di bawah standar:
Abdul Azis:
Butuh build up body, mudah sekali dieksploitasi fisiknya oleh pemain lawan.
Rachmat Latief:
Terlalu lamban, badan terlihat kegemukan. Speed tidak ada.
Irfan Jaya:
Masih belum jelas mainnya. Tidak terlihat teamwork, terlalu lama men-delay bola apalagi finishingnya. (*)
*) Penulis bisa diikuti di akun Twitter @BukanPegawaiJP