Harus diakui, saat manajemen mengontrak Iwan Setiawan sebagai pelatih Persebaya merupakan sebuah blunder. Saat itu, keputusan manajemen sempat dikritik beberapa pihak termasuk Bonek. Banyak yang menyayangkan langkah manajemen yang mengambil pelatih dari luar Surabaya dan Jatim yang tak mempunyai akar sejarah dengan Persebaya. Terlebih lagi, karakter kontroversial Iwan selama menangani klub-klub di Indonesia.
Namun, manajemen tetep keukeuh pada keputusannya. Bonek pun perlahan mulai menerima keputusan itu. Namun, apa yang dikhawatirkan Bonek menjadi kenyataan. Sisi kontroversial Iwan kemudian keluar saat ia dituntut mundur usai kekalahan Persebaya dari Martapura FC. Ia melakukan tindakan provokatif kepada Bonek.
Sejak saat itu, drama pun dimulai. Tuntutan pemecatan dari Bonek kian membesar. Manajemen kemudian menghukum Iwan dan melarangnya mendampingi tim. Sampai akhirnya, manajemen memecat Iwan.
Usai Iwan dipecat, apa yang seharusnya manajemen lakukan? Tentu tugas yang krusial adalah menentukan pelatih kepala. Ini bukan hal yang mudah.
Ahmad Rosyidin yang dalam dua pertandingan terakhir menakhodai Persebaya sempat digadang-gadang sebagai pelatih menggantikan Iwan. Namun lisensi B Nasional-nya tentu menghalangi Ahmad menduduki posisi Iwan. Karena, PSSI menetapkan syarat lisensi B AFC sebagai syarat pelatih di Liga 2. Meski beberapa klub Liga 2 menggunakan pelatih yang tidak berlisensi B AFC, apakah manajemen akan mengambil resiko itu?
Lantas siapa yang pantas menggantikan Iwan?
Poin penting yang harus dipertimbangkan manajemen adalah jangan memilih pelatih yang menimbulkan perdebatan panjang di kalangan Bonek. Jangan ada pro kontra berkepanjangan. Ini penting. Karena jika terjadi lagi perdebatan-perdebatan, maka energi yang dikeluarkan Persebaya akan terserap kembali. Akan ada masalah-masalah yang timbul di luar pertandingan yang bisa mengganggu perjalanan Persebaya.
Pelatih baru Persebaya juga harus mempunyai akar sejarahnya dengan Persebaya. Entah ia pernah menjadi pelatih atau pemain Persebaya di masa lalu. Dan pastinya sang pelatih respek kepada Bonek. Ini akan meminimalisir penolakan Bonek karena dianggap telah memahami karakter dan gaya permainan Persebaya.
Manajemen juga harus melihat latar belakang pelatih mulai sifat hingga karakternya. Jika perlu, manajemen melakukan tes psikologi kepada calon pelatih pengganti. Ini perlu dijalankan agar kejadian seperti Iwan lakukan tidak terulang.
Manajemen mungkin sudah mengantongi nama-nama pelatih pengganti. Jika benar demikian, segeralah mengumumkan pelatih pengganti setidaknya saat break kompetisi. Semakin cepat menemukan pelatih pengganti, Persebaya bisa semakin fokus melanjutkan pertandingan-pertandingan yang tersisa dan mengejar target promosi ke Liga 1.
Perjuangan Persebaya di Liga 2 sangat berat. Musuh-musuh eksternal Persebaya yang siap menghalangi langkah promosi ke Liga 1 sangat banyak. Jangan ditambahi masalah-masalah internal yang semakin membebani langkah Persebaya.
Salam Redaksi