Emosijiwaku.com – Rembug Bersama Masa Depan Persebaya gagal menghasilkan keputusan berarti. Ketidakhadiran Saleh Ismail Mukadar sebagai pemegang 50 persen saham PT Persebaya Indonesia (PT PI) dituding sebagai penyebabnya. Tak pelak, diskusi hanya membicarakan seputar permasalahan tunggakan gaji pelatih/pemain dan janji Cholid Goromah untuk melunasinya.
Rembug Persebaya yang dihadiri manajemen yang diwakili Cholid Goromah, Direktur Utama PT PI, pengurus klub internal, dan perwakilan Bonek dimulai molor 45 menit dari jadwal semula.
Acara dibuka ketua panitia Rembug Persebaya Champ Pengkey dan dipandu moderator Kardi Suwito yang juga pembina PS Pelabuhan. Di kursi depan terlihat Cholid Goromah, Champ Pangkey, Nurhadi dan Kardi Suwito. Sementara di samping kanan berjejer para perwakilan klub internal. Dari kalangan mantan pemain, yang terlihat hadir adalah Mat Halil, Solikin, Dedy Sutanto, Fasta dan Jefry Prasetyo. Sementara perwakilan Bonek duduk bersila di lantai.
Acara diawali sambutan ketua panitia. Cholid Goromah mengawali pembicaraannya seputar manajemen. Perwakilan klub internal Nurhadi dan perwakilan pemain Mat Halil dan Jefry juga ikut bicara. Tak ketinggalan, Andie Peci, Cak Tulus, Pokemon yang mewakili Bonek pun ikut berbicara.
Masalah gaji menjadi hal panas dalam pertemuan tersebut. Baik Cholid maupun pemain dicecar Bonek dengan pertanyaan-pertanyaan seputar gaji.
“Kami sudah sering menagih ke Jakarta untuk bertemu konsorsium (Arifin Panigoro, Red), namun belum ada hasil. Kami masih menunggu kejelasan. Dan kami masih mempercayai manajemen untuk menyelesaikan tunggakan ini,” kata Mat Halil.
Cholid kembali berjanji untuk melunasi sisa gaji tersebut. Namun, seperti biasa, dia tidak bisa menjelaskan kapan pelunasan dilakukan. Cholid juga kembali menegaskan jika ada investor datang. Pihak manajemen masih menunggu kejelasan dari PSSI dan pemerintah agar tidak ada dualisme kompetisi lagi.
Masalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) juga disinggung dalam rembug tersebut. Namun, karena Komisaris Utama Saleh Ismail Mukadar sebagai pemegang 50 persen saham berhalangan hadir, pembicaraan tersebut tidak bisa tuntas.
Alotnya pembicaraan yang memakan waktu hampir tiga jam, membuat Champ Pengkey memutuskan akan membuat Tim Kecil yang terdiri dari tiga orang yang mewakili manajemen, klub internal dan bonek serta dua orang perwakilan mantan pemain.
“Tim kecil dibentuk sebagai jembatan komunikasi, menjadi penyambung aspirasi dan pengawal kinerja manajemen Persebaya untuk bisa dikabarkan ke pihak lain secara transparan” ujar Champ Pengkey yang juga pembina klub Maesa ini. (bim)