Persebaya, Makanlah Sambal Baby Cumi Agar Lebih Pedas!

Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

Mari kita coba absen dulu siapa saja yang semalam marah-marah hingga misuh saat menonton Persebaya!

Tenang, kalian tidak sendirian. Saya juga sempat melakukannya kok.

Misuh menjadi ciri khas Arek Suroboyo dalam berbagai macam kondisi, bahkan dalam kondisi marah. Jadi rasanya wajar apabila semalam banyak bertebaran kata-kata ‘ajaib’ di sosial media. Hal itu menjadi gambaran betapa kecewanya mereka terhadap penampilan Persebaya yang dianggap lambat panas.

Setelah bertanding dua kali di musim ini, Persebaya belum mencicipi rasa puas karena berhasil menang dari lawannya. Lebih menyedihkan lagi karena dua pertandingan dengan hasil seri dan kalah itu terjadi di kandang, Gelora Bung Tomo (GBT). Persebaya nampaknya masih melanjutkan tradisi kesulitan di kandang sendiri. Mereka tak cukup garang untuk membuktikan bahwa GBT angker untuk lawan-lawannya.

Iklan

Jika kita perhatikan pertandingan semalam, tentu banyak yang setuju jika banyak pemain masih kebingungan dengan posisi mereka masing-masing. Para pemain seperti kebingungan dengan perannya, hingga sering terlambat menutup ruang gerak pemain Persipura. Komunikasi sepertinya ada yang terhambat, sehingga membuat kita membandingkan kekompakan tim saat turnamen pramusim lalu. Persebaya semalam seperti bukan Persebaya yang biasanya garang dan pedas ketika mendapat serangan lawan.

Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh tim pelatih dan manajemen adalah kekompakan tim. Terlambat menutup ruang gerak lawan, jarak antar pemain yang terlalu jauh, serta kebingungan menempatkan posisi menjadi beberapa tanda bahwa ada yang tak beres dengan kekompakan tim. Ketika di tengah kompetisi saat ini dianggap sulit untuk melakukan training center sebagai usaha membangun tim, mungkin Persebaya dapat membuat cara lebih mudah dan hemat melakukannya.

BACA:  Persiapan Lebih Panjang Lawan Persipura, Aji Tak Merasa Diuntungkan

Pemain dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang, kemudian disediakan satu piring besar berisi nasi, sayur, dan sambal baby cumi. Biarkan masing-masing kelompok makan bersama sambal mengobrol maupun bercanda ria. Kalau perlu, beri mereka tantangan untuk makan menggunakan tangan kanan yang lurus ke depan dan tangan kiri dilipat ke belakang punggung. Berikan sedikit waktu agar mereka dapat mencari ide bagaimana menyelesaikan tantangan itu. Setidaknya di antara pemain-pemain itu ada yang paham bahwa mereka dapat tetap makan dalam posisi seperti itu, yakni dengan menyuapi teman di sebelahnya.

Ini akan menjadi salah satu momen untuk team building yang mudah dilakukan. Kegiatan ini tak hanya berfungsi mendekatkan antar pemain, tapi mereka juga akan belajar menyelesaikan masalah (makan dengan tangan kanan yang lurus) dengan saling membantu satu sama lain. Para pemain juga memiliki waktu untuk mengobrol bebas dan bercanda, sehingga membuat pemain lebih dekat dan saling memahami.

Mengapa harus sambal baby cumi?

Kita tentu sudah sangat paham bahwa makanan laut memiliki gizi yang cukup untuk kesehatan tubuh, salah satunya cumi-cumi. Cumi-cumi merupakan makanan yang mengandung banyak protein. Protein inilah yang nantinya dapat membantu para pemain untuk memperkuat otot mereka. Apalagi mereka pasti membutuhkan energi yang cukup untuk berlarian di lapangan dalam jangka waktu 90 menit, kadang lebih.

BACA:  Persebaya vs Persipura: Main Menyerang untuk Menang

Salah satu artikel Kumparan.com yang berjudul 7 Manfaat Cumi-cumi, Seafood Kenyal Kaya Mineral, Cumi-cumi menjelaskan bahwa cumi-cumi juga mengandung omega-3 yang baik untuk tubuh. Kandungan tersebut mampu mengurangi lemak jahat dan meningkatkan kolesterol baik, hingga mampu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Makan sambal juga membantu pemain mendapatkan vitamin A dan C dari cabai dan tomat yang menjadi bahan utama sambal. Selain itu, vitamin C juga merupakan antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari radikal bebas yang mungkin masuk dalam tubuh, sedangkan vitamin A memiliki fungsi sebagai anti radang.

Tak hanya itu, sambal baby cumi yang mungkin terasa panas dan pedas diharapkan dapat membuat mereka merespon lebih cepat jika ada suatu stimulus atau peristiwa. Pemain juga akan merasa ketagihan untuk makan lebih banyak lagi. Sama seperti saat Piala Gubernur Jawa Timur lalu, sekali mencetak gol, mereka akan ketagihan untuk mencetak gol, lagi dan lagi.

Meski tak boleh sering makan pedas, setidaknya buatlah sekali sebelum pertandingan untuk makan sambal. Siapa tahu efek memakan sambal baby cumi yang kenyal dan nikmat membuat pemain Persebaya lebih mampu bermain lepas dan ‘pedas’ pada lawan-lawannya. Lalu dapat mematahkan mitos bahwa GBT angker untuk Persebaya.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display