Mental Biang Kerok Problem Persebaya

Damian Lizio, Otavio Dutra, Amido Balde. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

EJ – Lima laga sudah dilalui Persebaya Surabaya tanpa kemenangan. Mental pemain dianggap menjadi salah satu problem utama sereretnya memetik kemenangan.

Dalam lima laga terakhir, Persebaya hanya mampu meraih tiga kali hasil imbang (lawan Barito Putera, Tira Persikabo, ran Semen Padang). Serta dua kali kekalahan (lawan PSS Sleman dan PSM Makassar). Hasil itu membuat Green Force tertahan di posisi 7 klasemen sementara Liga 1.

Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman mengatakan ada beberapa penyebab yang menjadi biang kerok kegagalan tersebut.

“Saya pikir saling berkait. Secara taktikal ada yang kurang, di kemampuan individu ada kekurangan, beban juga karena pertandingan sebelumnya (tidak menang). Itu soal mental juga akhirnya. Jadi banyak yang harus dibenahi. Banyak kaitannya,” kata Djanur, sapaan akrabnya.

Iklan
BACA:  Persebaya, Makanlah Sambal Baby Cumi Agar Lebih Pedas!

Pelatih yang mampu mengantarkan Persib Bandung juara Indonesian Super League 2014 itu mengakui tak mudah membangkitkan mental pemain di tim sebesar Persebaya. Hingga kini, beberapa cara yang dilakukan belum membuahkan hasil nyata.

“Kebetulan kami punya tim psikolog. Kami sudah coba, salah satunya itu (lewat psikolog). Tapi memang tidak gampang. Bandung (Persib) misalnya yang banyak suporter. Itu punya tekanan tersendiri,” ucapnya.

Tugas membangkitkan mental itu menjadi semakin rumit lantaran Persebaya musim ini banyak dihuni pemain muda. Bahkan, mayoritas pemain muda itu, seperti Miswar Saputra (23 th), M. Hidayat (23 th), Irfan Jaya (23 th), Osvaldo Haay (20 th), atau Rachmat Irianto (19 th) sudah menjadi pilihan utama dalam tim.

BACA:  Kegagalan Antisipasi Rivky Berujung Rotasi?

Meski memiliki kemampuan mumpuni, seperti kebanyakan pemain muda pada umumnya, kondisi mental mereka dianggap belum sepenuhnya matang. Terlepas dari itu, Djanur tidak ingin menganggap mental pemain muda sebagai suatu masalah besar.

“Beda dengan tim yang bintang. Katakanlah Bali United atau Madura United yang levelnya sudah matang, tidak sulit buat pelatih. Tapi saya tidak pernah mengatakan itu (kepada pemain). Karena memang jaga perasaan mereka, jaga mental. Jangan ditimpa lagi dengan pernyataan seperti itu,” ucapnya. (riz)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display