EJ – Penggemar sepak bola di Surabaya era 90-an pasti mengenal sebuah klub bernama Assyabaab Salim Group Surabaya (ASGS). Saat membicarakan Assyabaab, nama ini tak bisa dilepaskan dari klub bernama An Nasher.
An Nasher yang berarti kemenangan lahir di kawasan Kampung Arab, Ampel, Surabaya pada era Kolonial di tahun 1930-an. Kelahiran klub ini berawal dari inisiatif beberapa tokoh setempat, yakni Yislam Martak, Mohammad Balahmar, Salim Barmen, dan Muhammad bin Said Martak.
1935, An Nasher telah banyak menyumbangkan pemainnya untuk Persebaya yang kala itu masih bernama SVB. Sebut saja Umar Bawedon, Abubakar Basofi, dan Ali Basofi.
Pada 16 Juni 1948, An Nasher berubah nama menjadi Assyabaab. Dipilihnya nama Assyabaab, berasal dari penyebutan dari anak-anak muda Arab yang dipanggil dengan sebutan “Syabaab” yang artinya pemuda. Kata Assyabaab yang terdiri dari 9 bilangan angka merupakan bilangan tertinggi yang melambangkan superioritas.
Tercatat sebagai pendiri adalah Ali Bahalwan, Zein bin Agil, Mochtar dan Ali Salim. Assyabaab tercatat sebagai klub internal Persebaya. Selama mengikuti kompetisi Persebaya, Assyabaab menorehkan prestasi spektakuler yaitu menjadi juara 5 kali berturut-turut.
13 Maret 1989, Assyabaab membuat klub profesional bernama Assyabaab Galatama. Meski mempunyai klub pro, Assyabaab amatir tetap berjalan dan mengikuti kompetisi internal Persebaya.
Kiprah sebagai klub pro dimulai dengan mengikuti Piala Jawa Pos I pada 1989. Setelah itu, Piala Petrokimia I (1989, dan Piala IPHI I (1989). Assyabaab mengikuti Divisi I Galatama tahun 1990 dan mengukir prestasi dengan menjadi juara.
Salim Group membeli Assyabaab Galatama pada 8 Juli 1991. Klub ini berganti nama menjadi Assyabaab Salim Group Surabaya.
Namun pada tahun 1997, Salim Group hampir bangkrut karena adanya gejolak ekonomi yang terjadi di Indonesia. Dengan kondisi ini, ASGS pun bubar.
Meski ASGS bubar, klub Assyabaab amatir masih ada. Sampai saat ini, H. Moch. Barmen masih tercatat sebagai pembinanya. Assyabaab pada kompetisi internal Persebaya 2009-2010 menjadi runner up dan terlibat konflik dengan klub sang juara, Suryanaga. Konflik ini disebut-sebut sebagai awal dari perpecahan klub-klub internal Persebaya. (*)
*) Halaman ini dipersembahkan oleh Bonekpedia