Supporter Persebaya tidak ada hanya Bonek, terdapat pula Bonita yaitu Bonek Wanita. Sebutan itu untuk pendukung Persebaya dari kalangan wanita. Keberadaan Bonita seperti air yang berada di padang pasir: menyegarkan, adem, dan memberi sesuatu yang berbeda.
Menyegarkan karena stigma negatif terhadap Bonek, bisa sedikit diredam dengan kehadiran Bonita yang ikut mendukung Persebaya berlaga. Dan keputusan mereka mendukung Persebaya tentu dengan beberapa risiko, seperti terlibat kerusuhan hingga dilarang ikut keluarga mendukung Persebaya karena alasan keamanan.
Minggu, 15 November, tim EmosiJiwaku.com menghubungi salah satu Bonita yang bernama Nindi Widiara. Cewek manis yang masih berkuliah di salah satu kampus negeri di Surabaya. Dia mengawali cerita tentang awal suka dengan sepak bola.
“Waktu sekolah SD pas olahraga, sering bermain sepak bola sama temen-temen cewek, hingga sekolah SMP masih suka bermain sepak bola. Tapi, pas SMA sudah nggak bermain sepak bola karena teman-teman cewek jarang,” ujar Nindi.
Ketika disinggung alasan mendukung Persebaya, Nindi menuturkan, “Abah adalah seorang supporter sepak bola. Beliau awalnya pendukung tim Niac Mitra, lalu pindah mendukung Persebaya ketika Niac Mitra bangkrut. Lalu Abah sering mengajak nonton latihan dan pertandingan Persebaya. Karena terbiasa dan hobi sepak bola akhirnya jadi Bonita dan Mbonek sama teman-teman rumah.”
Nindi juga sama dengan teman Bonek yang lainnya. Aktif di komunitas pendukung Persebaya. Dia aktif di dua komunitas yaitu BFC (Bonek Family Community) dan Bonek Kampus. “Sudah 6 (enam) tahun aktif di BFC,” ujar Nindi.
Dalam lingkungan perkuliahan, Bonita satu ini melakukan sesuatu yang bertujuan untuk mengubah citra negatif pendukung Persebaya. Contohnya, saat presentasi tentang mata kuliah Komunikasi massa atau Komunikasi organisasi, Nindi menyampaikan materi yang berhubungan dengan Persebaya atapun Bonek.
“Secara tidak langsung materi ringan itu akan bisa membuka pikiran orang awam tentang apa dan bagaimana bonek. Soalnya selama ini banyak yang kadung menganggap Bonek negatif karena pemberitaan di media,” kata Nindi bercerita dengan penuh semangat.
Sama halnya dengan pendukung sebuah tim sepak bola, Nindi sebagai Bonita dan mendukung Persebaya mempunyai kenangan suka dan duka ketika mendukung tim idolanya.
“Kalau duka jarang, Mas. Yang ada hanya suka-suka ketika mendukung Persebaya. Tetapi ada kenangan yang nggak terlupakan yaitu ketika Persebaya vs Arema dalam lanjutan Copa Dji Sam Soe. Waktu itu saya nonton berdua saja dengan Abah, dan berada di tribun skor. Kondisi memanas ketika Persebaya tidak kunjung bikin gol sedangkan Persebaya dituntut menang,” Nindi bercerita.
“Saat injuy time Bonek mulai aksi lempar menggunakan apapun ke dalam stadion. Dan di luar stadion pun kondisi tidak kalah panas, hingga ada salah satu mobil salah satu stasiun tv dibakar oleh beberapa oknum yang nggak bertanggung jawab, kejadian itu dikenal dengan asusemper,” kata Nindi melanjutkan ceritanya.
Pengalaman tret tet tet alias mendukung Persebaya ke luar kota juga pernah dirasakan Nindi. Saat itu dia ke Bantul. Dia berada di sekitar rumah penduduk dari pagi hingga sore hanya untuk menunggu masuk stadion. Eh sama warga dikasih makan, minum, dan lain-lain. “Mungkin warga takut Bonek berbuat kisruh, lumayan bisa dapat makan dan minum gratis,” kenang Nindi.
Menjelang akhir obrolan dengan Emosijiwaku.com, Nindi ada pesan untuk Bonek dan Persebaya. “Menjadi Bonek atau Bonita itu tidak mudah. Sedikit berbuat negatif langsung diberitakan dimana-mana. Jadi untuk teman-tema mari kita ubah citra demikian dengan menjadi supporter yang kreatif, kritis dan bertanggung jawab. Dengan melakukan tiga hal tersebut, harapannya tidak ada lagi kesan negatif untuk pendukung Persebaya,” katanya.
Sedangkan untuk Persebaya, Nindi berharap manajemen yang sudah terlalu lama mengelola Persebaya sadar untuk memberikan tongkat estafet kepada pengurus yang lebih muda. Terutama mereka yang dianggap memiliki kemampuan lebih baik.
Tidak lupa juga Nindi menitip salam dan kerinduan kepada komunitas-komunitas melalui Emosijiwaku.com. “Aku rindu dengan dengan dulur-dulur Bonita yang udah vakum. Entah karena udah nikah lalu punya anak atau fokus kuliah dan kerja bahkan ada yang sengaja pensiun dari Bonita untuk menjaga perasaan sesama Bonita karena efek dualisme Persebaya. Nama komunitasku dulu She Bonek. Tapi sekarang sudah tidak aktif lagi,” katanya.
Semoga semangat Nindi bisa menyalur ke dulur-dulur Bonek dan Bonita. Semangat yang ingin mengubah citra negatif Bonek dan bisa menjadi suporter yang kreatif, kritis, dan bertanggung jawab.