6 Maret 2013 menjadi hari yang saya nantikan saat itu. Saya yang menjadi salah satu mahasiswa di salah satu PTN di Malang berencana menonton pertandingan lanjutan IPL antara tuan rumah Persema melawan Persebaya di Stadion Gajayana, Malang. kebetulan kuliah pada hari itu tidak terlalu padat dan selesai pukul 14.00 WIB.
Begitu kelas selesai, saya beserta teman Bonek asal Gresik yang kebetulan satu kelas berangkat menuju Gajayana menggunakan sepeda motor. Perjalanan menuju stadion tak terlalu ramai dan lancar sampai kami tiba di Gajayana. Tiket pun dengan mudah didapat.
Kami masuk stadion dan duduk di tribun bawah papan skor. Saya melihat sekeliling suporter persema didominasi orang tua dan tidak memakai atribut kebesaran persema berwarna merah. pertandingan pun dimulai, pertandingan yang seru itu diawali gol cantik Andik. Selama pertandingan, kami ngobrol dengan logat surabaya kental karena memang saya dari Surabaya dan teman saya dari Gresik.
Memasuki pertengahan pertandingan, suporter Arema dengan atribut biru mulai memasuki stadion dengan massa yang lumayan banyak. Firasat saya sudah tidak enak karena mata mereka mengawasi gerak-gerik kami.
Kami memutuskan untuk keluar stadion, akan tetapi tiba-tiba kami dikejar dan dikeroyok. Dua orang melawan sekian banyak orang, untungnya aparat bertindak cepat menyelamatkan kami. Kami dievakuasi oleh polisi sambil mereka tetap melempari kami dengan apapun yang ada di dekat mereka.
Untung saja kami selamat meskipun beberapa luka kami terima. Kami diantar menuju tempat aman sambil menunggu suasana kondusif. Malamnya, saya lihat di surabaya ramai rekan-rekanBbonek yang marah setelah apa yang terjadi di Malang. Saya juga mendapat informasi bukan hanya kami saja yang menjadi korban pengeroyokan, akan tetapi beberapa dulur Bonek yang juga nekat away juga dikeroyok. Besoknya, ketika Arema away ke Gresik Surabaya dulur Bonek memblokir jalan tol yang menjadi jalur Aremania away ke Gresik.
Terima kasih kepada polisi yang saat itu sudah menyelamatkan kami. Saya akan selalu ingat tetapi tak ada dendam di hati.
Salam satu nyali!
*) Hedi Noor, Pecinta Persebaya