Misbakus Solikin Ditawar di Atas Rp 1 Miliar

Misbakhus Solikin saat melawan Persepam MU. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

EJ – Nama Misbakus Solikin tak bisa dilepaskan dari kesuksesan Persebaya menjuarai Liga 2 musim lalu. Meski mengalami cedera di penghujung liga, Solikin tetap memberikan kontribusi maksimal. Playmaker asli Surabaya itu menjadi top scorer tim dengan torehan 12 gol.

Kemampuan Solikin dalam mengatur serangan sekaligus mendistribusikan bola di lini tengah membuatnya menjadi salah satu kunci di balik penampilan impresif Persebaya. Umpan terukur dan eksekusi tendangan bebas akurat adalah ciri khas pemain jebolan klub Al Rayyan tersebut.

Penampilan gemilang Solikin bersama Persebaya membuat pemain bernomor enam itu dilirik oleh banyak klub. Bahkan, ada klub yang berani memberikan harga fantastis untuk mendapatkan jasa Misbakus Solikin.

BACA:  Titip Rindu untuk Persebaya

“Ada loh yang nawar Solikin, empat klub. Bahkan nilainya di atas Rp 1 M,” ungkap manajer Persebaya, Chairul Basalamah.

Iklan

Meski mendapat tawaran menggiurkan, akan tetapi manajemen Bajol Ijo tetap berupaya agar pemain jebolan klub internal seperti Misbakhus Solikin, Adam Maulana atau Rachmat Irianto bisa bertahan di Persebaya. Manajemen juga menginginkan agar pemain-pemain dari klub internal mendapatkan kesempatan yang sama di skuad utama Green Force.

Meskipun saat ini Persebaya banyak dihuni oleh pemain-pemain asal Papua, manajemen tidak mau meninggalkan pemain-pemain produk internal. Oleh sebab itu, manajemen pun akan terus memantau pemain-pemain hasil kompetisi internal. Chairul beranggapan jika pemain-pemain dari kompetisi internal kurang dipantau, efeknya bisa menjatuhkan mental dan semangat pemain internal itu sendiri.

BACA:  Persebaya U-16 Ditahan Seri Persipura U-16

Selain itu, manajemen pun juga mengapresiasi klub-klub internal yang tetap melakukan pembinaan lewat kompetisi meski Persebaya sempat vakum.

“Teman-teman (klub) internal luar biasa. Apalagi, sejak Persebaya tidak berkompetisi. Mereka bahkan sampai iuran sendiri mebiayai kompetisi. Tapi banyak orang yang tidak menghargai. Banyak orang melihat ada yang hanya punya keperluan-keperluan semata,” tutur Chairul. (rd)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display