Renungan HUT ke-91: Persebaya adalah Emosi Jiwaku
Dua hari lagi, tim kebanggaan kita semua akan merayakan hari jadi yang ke-91. Namun, ada nuansa keprihatinan yang dirasa saat Persebaya akan berulang tahun, yaitu masuknya Green Force ke zona degradasi.
Persebaya di Era Digital
Agar bisa survive di era digital, salah satu upayanya adalah Persebaya harus sehat secara finansial.
It’s Not Time for Klesetan, Jol!
Hasil minor beberapa laga terakhir, ditambah penyelesaian masalah yang tak menyelesaikan malah memunculkan masalah baru. Ini membuat kita harus kembali akrab dalam ruang keterpurukan. Kita terperdaya oleh irama seri kalah seri kalah.
Laga Tanpa Penonton dan Matinya Sponsor
Kembalikan ruh sepakbola dalam stadion dengan atmosfir teriakan ribuan suporternya mendukung masing-masing klub.
Adu Kesaktian Mahesa Jenar Melawan Bajol Ijo
Iwan Setiawan membawa Persebaya meraih trofi Dirgantara Cup di Sleman mengalahkan Cilegon United di final. Ini adalah trofi pertama sejak Persebaya kembali diakui oleh federasi. Sehari setelah partai final tersebut, Persebaya bergerak menuju Semarang untuk laga uji tanding dengan PSIS Semarang.
Tentang Cinta, Rindu, dan Keterbatasan Mendukung Persebaya
Teman-teman pendukungmu sedikit demi sedikit telah merubah stigma negatif yang disematkan kepadanya selama ini.
Saatnya Persebaya Menyudahi Pola M-S-K
Beberapa Bonek amat jeli mengamati pola penampilan Persebaya di Liga 1 musim 2018. Sampai pekan ke-8 liga kasta tertinggi di tanah air itu, Persebaya memiliki pola penampilan yang berulang dengan teratur.
Catatan Paido Persebaya Usai Game ke-2
Green Force akhirnya menelan kekalahan perdana di Liga 1 2020 ini. Tak tanggung-tanggung kekalahan ini diderita di depan publik sendiri, di stadion Gelora Bung Tomo kandang sang Bajol Ijo. Sebenarnya dari sisi pertandingan, match kali ini sangat menarik terbukti dari 7 gol yang tercipta sepanjang pertandiangan, ditambah drama gagal pinalti oleh Davi da Silva.
Pesona Hansamu Yama, Benteng Tangguh Langganan Timnas
Hansamu Yama lahir dari keluarga asal Mojokerto Jawa Timur pada 16 Januari 1995. Pria berumur 25 tahun ini berdarah Jawa asli, namun nama yang dimilikinya memiliki kaitan seperti menggunakan bahasa Jepang. Banyak yang berpendapat bahwa Hansamu memiliki darah campuran Jepang. Padahal ketika melihat secara langsung anggapan itu akan lenyap seketika. Karena Hansamu sama sekali tidak memiliki wajah mirip seperti orang Jepang pada umumnya.
Persebaya Bukan Segalanya Tapi Selamanya
Makna Persebaya Selamanya menurut saya sangatlah luas dan memiliki banyak arti. Saya sendiri bukan suporter fanatik yang bisa selalu mendukung Persebaya kapan pun dan di mana pun. Saya juga masih sering nonton di televisi dan hanya memberikan support dari jauh. Saya beberapa kali menyaksikan Persebaya berlaga di Gelora Bung Tomo.