93 Tahun Persebaya untuk Bonek dan Masyarakat Surabaya
Selamat ulang tahun Persebaya! Ya, begitulah kalimat pembuka untuk tulisan kali ini. Tidak terasa memang, sudah 93 tahun Persebaya malang melintang dalam lika-liku kompetisi di Indonesia. Ragam prestasi pun sudah banyak ditorehkan. Mulai dari era perserikatan, hingga saat ini Persebaya berlaga dalam kompetisi kasta tertinggi Liga 1 Indonesia. Lalu sampai akhirnya Persebaya dikenal sebagai klub yang besar serta melegenda. Belum lagi antusiasme suporternya yang luar biasa, Bonek dan Bonita yang juga sebagai bagian dari masyarakat Surabaya.
Sinergi “Maling Gorengan” dan “Gembel” yang Berhasil Membuka Mata Banyak Pihak
Laga yang disebut-sebut akan menjadi lahan panen sanksi denda dari PSSI ini justru berjalan sangat menarik, ditambah dukungan sepanjang laga dari Bonek yang sangat atraktif.
Ultah Persebaya, Momentum Perangi Hoax
Berita bohong alias hoax harus diperangi Bonek. Karena kabar yang tidak jelas asal-usulnya maupun kebenarannya yang dipertanyakan dapat menjadi permasalahan fatal di kemudian hari. Kemajuan zaman yang diwarnai dengan digitalisasi membuat hutan rimba media sosial semakin tidak bertuan dan persebaran informasi yang belum tentu benar kian tidak terbendung. Bonek sebagai bagian dari elemen masyarakat juga harus mengambil peran dalam memberantas hoax.
Mengapa Sebaiknya Kita Sudahi Predikat “Persebaya Pembunuh Raksasa”
Pembunuh raksasa” sebenarnya bukan predikat yang pantas untuk Persebaya. Julukan tersebut biasanya disematkan pada tim non-unggulan (underdog) yang mampu mengalahkan tim yang dengan kemampuan yang lebih mumpuni atau berkompetisi di kasta yang lebih tinggi.
Bonek Bukan Obyek Dagangan Politik
Setiap individu, memiliki hak berpolitik sejak dalam kandungan. Namun jangan jadikan Bonek sebagai obyek “dagangan politik”, dan Bonek harus melek politik agar tidak dijadikan komoditas dagangan politik ketika pilkada.
Cara Melihat Data Lengkap Persebaya Sejak Kompetisi Musim 1930
Sejak berdiri pada tahun 1927 lalu, Persebaya telah menjalani kompetisi yang sangat panjang. Namun tidak banyak sumber acuan yang mendokumentasikan perjalanan Persebaya pada zaman dahulu. Baru-baru ini saya menemukan salah satu situs bermanfaat bagi para pecinta sepak bola yang menyajikan data dan rekap hasil pertandingan sejak era lama.
“Loss Gak Rewel”, Kalimat Pembangkit Semangat
Tulisan ini saya awali dengan menceritakan pengalaman saya melihat segerombolan Bonek pendukung Persebaya yang mau menyaksikan tim kesayangan mereka berlaga. Waktu itu saya melihat mereka berada di sebuah warung kopi tempat mereka berkumpul. Kemudian dua orang dari mereka bilang bahwa mereka belum punya persiapan uang. Salah satu dari mereka nyeletuk bilang loss gak rewel pokok budal. Seketika semangat mereka bangkit dan langsung berangkat dengan menumpang dari truk ke truk sampai ke stadion tanpa memikirkan bahaya yang bakal mereka hadapi.
Bergeloralah Kembali Bajol Ijoku
Tepat 18 Juni lalu, Persebaya Surabaya merayakan anniversary ke-93 tahun. Maka bertambahlah usia klub kebanggaan masyarakat Surabaya ini. Dengan sejarah dan perjalanan panjang di persepakbolaan negeri ini, ditambah pula berbagai raihan gelar dan prestasi yang tersematkan membuat Bajol Ijo menjadi klub yang disegani di Indonesia.
Suporter Indonesia di Simpang Jalan: Mania, Hooligans, atau Ultras?
Suporter Indonesia memang militan dan loyal. Namun, apakah mereka bisa dikatakan Hooligans atau Ultras seperti banyak klaim kelompok-kelompok suporter? Rasanya kok tidak.
Meletakkan “Maling Gorengan” Pada Tempatnya
Sekiranya istilah maling gorengan muncul ketika Bonek yang melaksanakan awaydays nan bersamaan dengan pemberitaan negatif tentang Bonek. Tidak naif, memang begitulah kami. Bonek, suporter Persebaya, yang diakui maupun tidak adalah barometer suporter sepak bola pertama dan terbesar di Indonesia. Namun, apakah kami bangga? Bisa iya, mungkin saja tidak. Sebagaimana maling gorengan yang ditujukan kepada kami, bisa marah, mungkin saja kami banyak tertawanya, ha ha ha.