Sesama Bonek Harus Saling Menghargai

Foto: Chandsoe/EJ
Iklan

Akhir-akhir ini, saya sedikit terusik dengan banyaknya komentar-komentar di media sosial tentang beberapa Bonek yang membuat tagar #menolakdutra atau #saveandikvermansah. Tidak sedikit dari mereka yg mencibir aksi tersebut dengan keras padahal itu sesama Bonek. Bukankah negara ini negara demokratis yang membebaskan setiap warganya untuk mengeluarkan pendapatnya masing-masing?

Faktanya sampai saat ini masih ada beberapa Bonek yang mencibir, “Bonek kok dikit-dikit protes” atau “Bonek kok dikit-dikit demo”.

Dari sudut pandang saya, Bonek-Bonek yang suka protes-protes atau yang suka demo-demo itulah yang justru dulu-dulu juga sering demo, berjuang agar Persebaya diakui PSSI. Kurang lebih 5 tahun lamanya mereka demo-demo kesana-kemari mengawal Sejarah Persebaya, menjaga Persebaya dari dualisme, lalu berjuang total agar Persebaya diakui PSSI.

Sejatinya jumlah mereka tidak begitu banyak, mungkin tidak sampai 10 ribu orang. Lalu bandingkan dengan jumlah Bonek ketika ada laga big match seperti Homecoming misalnya.

Iklan

Stadion GBT yang mampu menampung 55 ribu penonton full diisi Bonek. Itu belum termasuk Bonek-Bonek yang di luar stadion tidak bisa masuk karena terjebak Macet. Mungkin jumlahnya mencapai 100 ribu.

Bonek sebanyak itu, kemana kalian semua di kala Persebaya dimatikan PSSI? Kemana kalian semua di kala Persebaya benar-benar butuh suara atau teriakan kalian? Ya Bonek-Bonek itulah yg selalu ada setia untuk Persebaya, yang suka demo-demo, yang suka protes-protes, yang sangat ingin Andik pulang ke Persebaya.

BACA:  Provokasi Pemain Martapura dan Sanksi Komdis PSSI

Bonek yang sering bilang “Bonek kok suka protes” menurut saya belum tentu dia selalu ada mendukung Persebaya main di mana pun dan dalam keadaan apa pun.

Sesama Bonek sudah seharusnya kita saling menghargai pendapat dari saudara Bonek yang lain. Mengutip pernyataan Presiden Klub Azrul Ananda pada laga Celebration Game beliau berkata, “sampai saat ini banyak pihak-pihak yg tidak ingin Persebaya meraih sukses”. Itu jelas bahwa Persebaya dari dulu memang banyak musuhnya, banyak yang tidak suka, banyak yang ingin menjegal Persebaya.

Nanti kalau Bonek-Bonek yg suka protes-protes itu sudah lelah terus dipojokkan oleh sesama Bonek sendiri, sudah lelah karena terus dianggap salah cuma karena sering protes, nanti siapa yang mau membela Persebaya kalau Persebaya dicurangi lagi? Siapa nanti yg membela Persebaya kalau Persebaya didzolimi?

Pasti kembali ke Bonek-Bonek itu lagi yg suka protes-protes tersebut yang membela Persebaya sampek mati.

BACA:  Rindu Magis Tambaksari

Sekali lagi, kita harus bisa saling respect kepada sesama Bonek. Saya yakin dan percaya mereka protes tidak asal-asalan. Mereka protes pasti ada sesuatu hal yg memang harus diprotes atau dikritik. Semua pasti untuk kebaikan Persebaya juga, pasti untuk kebaikan sesama Bonek juga. Semuanya sudah terbukti.

Contoh harga tiket, yang akhirnya bisa diturunkan harganya oleh manajemen. Tapi coba kalau Bonek-Bonek itu tidak protes, mungkin harga tiket Fans masih Rp 50 ribu.

Untuk Iwan Setiawan, coba waktu itu tidak diprotes. Tidak mungkin Persebaya sekarang bisa dilatih Alfredo Vera, bisa lolos Liga1 dan Juara pula.

Tidak ada Bonek yang lebih Bonek, tapi saya pun mengakui dan menyadari loyalitas saya jelas kalah jauh dari mereka Bonek-Bonek yang suka protes-protes dan demo-demo itu. Merekalah yang selalu membela Persebaya dalam situasi apapun.

Semoga dari tulisan ini, kita bisa diambil hikmah bahwa pentingnya sikap toleransi dan saling menghargai antar sesama Bonek sekalipun pemikiran itu bertentangan dengan diri sendiri.

#Respect

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display