Persebaya Surabaya, Rumah bagi Semua
Surabaya, kota metropolitan dengan sejarah panjang terentang dari era Raja Kertanegara hingga sekarang dipimpin oleh Ibu Risma. Kota yang dulunya bernama Ujung Galuh ini dikenal dengan tiga hal, egaliter, akulturasi budaya, dan masyarakatnya yang dikenal terbuka dan tanpa tedeng aling–aling.
Wani Berubah, Landasan Bonek Berbenah
Bonek sekarang sudah mulai menunjukkan taringnya kembali, seiring dengan bangkitnya Persebaya di kancah sepak bola Indonesia paska dibungkam kurang lebih lima tahun.
Apresiasi Panpel, Tribun Jadi Lebih Ramah Wanita dan Anak-Anak
Alhamdulillah, Bonek sudah dewasa. Kinerja panpel menunjukkan peningkatan. Dan yang terpenting, anak-anak serta wanita bisa datang ke stadion dengan aman dan bangga.
Mengapa Otavio Dutra Tidak Layak Berkostum Persebaya
Banyak hal mengapa Otavio Dutra tidak layak berkostum Persebaya musim depan. Apa saja?
Persebaya, Bukan Sekedar Tim Sepak Bola
Persebaya adalah simbol perlawanan yang tidak mau tunduk pada penguasa/pemodal.
Salut Kepada Manajemen Yang Telah Mem-Persebaya-kan Masyarakat
Sekilas dari acara #KetemuGreenForce di Royal Plaza, Minggu kemarin (3/9) sangatlah meriah.
Bagaimana Masa Depan Persebaya Tanpa Jawa Pos
Meski belum diumumkan secara resmi, kabar berpisahnya Persebaya dengan Jawa Pos semakin menguat.
Mewujudkan Awaydays yang Bermanfaat Bagi Warga Setempat
Bayangkan jika setiap awaydays, Bonek bisa memberi banyak pemasukan, tentu warga setempat akan senang menyambut kehadiran Bonek.
Bisnis, Bentuk Kemajuan Pola Pikir Persebaya
Bahwa sebenarnya Persebaya sedang menjalankan bisnis untuk menghidupi tim dan itu adalah sesuatu yang sangat wajar di era modern seperti ini.
Bagaimana Mendefinisikan Rivalitas 90 Menit Selebihnya Saudara
Secara kasat mata frasa ini terasa ambigu. Arema FC dan Persija tidak termasuk dalam rivalitas yang berakhir persaudaraan, nuansanya penuh permusuhan yang mengakar. Dua unsur yang terlibat dalam rivalitas itu; pemain dan suporter. Telah banyak referensi yang mengupas tren suporter sepakbola nasional, beberapa di antaranya menjadikan beberapa kelompok suporter masih "alergi" dengan definisi-definisi yang tidak familiar tentang hal ihwal "rival".