Saatnya “Kita Persebaya” Secara Utuh
Kita Persebaya. Sebuah slogan yang muncul jika tidak salah pada babak 8 besar Liga 2 tahun 2017. Tidak ada keterangan resmi ataupun kronologis yang jelas tentang slogan ini. Tapi ini sangat dalam. Dalam persepsi masing-masing.
Arek-Arek, Warung Kopi, dan Perlawanan
Apapun ketegangan yang dihadapi, warung kopi tetap tujuan bagi arek-arek. Kedinamisan semacam ini hanya ada di sini, di kota yang sampai detik ini tidak akan memadamkan api perlawanan.
Persebaya Sebagai Ikon Surabaya dan Wisata Olah Raga, Pemkot Wani?
Entah apakah Pemkot lupa, abai atau pura-pura tidak tahu bahwa mereka sebenarnya memiliki “modal” dengan potensi dan prestasi luar biasa.
Menebak Formasi Persebaya di Piala Gubernur Kaltim 2018
Dalam beberapa keterangan di media cetak maupun elektronik, pelatih Alfredo Vera dan manajer tim Chairul Basalamah mengatakan timnya akan memberi kesempatan pemain yang kurang menit bermain dan pemain magang.
Status Instagram Risma Soal Persebaya, Asli atau Palsu?
Benarkah pernyataan tersebut keluar dari mulut dan buah pemikiran bijak seorang Bu Risma?
Kembalinya Persebaya dan Perjuangan Bonek: Romantisme Kenangan dan Tanggung Jawab
Jaga nama besar Bonek dan Persebaya. Nama besar yang tidak hanya dibangun dalam satu malam. Tapi melalui beratnya bertahun-tahun ujian dan perjuangan melawan semua keniscayaan.
Bangga Bisa Mengawalmu Sejak Dulu, Saat Dimatikan, Hingga Kini, Persebaya
Kini kau telah kembali, kembali ke tempat sebagaimana seharusnya. Kembalilah berjaya seperti dahulu kala kebanggaan.
Andai Aku Pelatih atau Investor Persebaya
Jika manajemen memilihku sebagai pelatih atau tiba-tiba aku kejatuhan duit ratusan miliar sehingga aku bisa jadi investor Persebaya, ini yang akan aku lakukan.
Balas Nyanyian Rasis dengan Koreo Atraktif
Penulis mempunyai angan bahwa di laga nanti seluruh sektor tribun membuat koreografi untuk menunjukkan bahwa Bonek mampu membalas nyanyian "rasis" suporter mereka selama 5 tahun ke belakang
Draft Biaya Tret Tet Tet Persebaya Fans Musim 2019
Tret tet tet adalah mendukung tim kebanggaan dalam hal ini Persebaya Surabaya di kandang lawan. Istilah Tret tet tet kali pertama muncul saat babak enam besar Perserikatan tahun 1986/1987. Adalah abah Dahlan Iskan yang menginiasi hal tersebut. Saat itu halaman depan di pojok kiri bawah media Jawa Pos edisi 4 Maret 1987 sampai menghabiskan dua kolom. Pada saat itulah istilah Tret tet tet mulai populer.