Sikapi Denda Tinggi Persebaya, Mari Galakkan Edukasi
Hasil sidang Komdis PSSI 13 Desember lalu lagi-lagi menyeret nama Persebaya Surabaya. Penyalaan suar yang mengakibatkan laga terhenti serta masuknya penonton ke dalam lapangan menjadi dasar bagi Komdis dalam menjatuhkan hukuman kepada Bajol Ijo berupa denda sebesar Rp 300 juta. Sangat wajar memang, sebab momen tersebut merupakan sebuah selebrasi dan wujud rasa bahagia karena mengakhiri musim dengan finish sebagai tim papan atas.
Bonek, Sebuah Evolusi Yang Terus Bergerak
Akun twitter Mafia Wasit sering menuliskan sebuah quote Kotaro Minami yang berbunyi "Jika tidak berubah maka aku akan kalah”. Ini menarik untuk melihat apa yang sudah dilakukan Bonek selama 5 tahun belakangan ini
Bonek Campus, Menengok Kelompok Intelektual Kita
Tulisan ini lahir saat tubuh menggigil dan panas dingin setelah menyaksikan tarian Liga Inggris kemarin malam. Di tengah kondisi remuk, saya dihibur oleh dua guru pribadi dari Keputih.
Karena Awaydays adalah Candu
Musim 2018 sudahberlalu, banyak kisah suka duka. Melihat tim kebanggaan Surabaya berlaga sangatberbeda kenangannya baik laga home maupun away.
Melahirkan atau Membeli Bintang, Pilih Mana Green Force-ku?
Musim 2018 telah usai. Persebaya, sebuah tim promosi asal Surabaya berhasil finish pada posisi papan atas, tepatnya posisi kelima. Sebuah hasil yang memuaskan untuk seukuran tim promosi.
Mengulas Kemungkinan Andik Vermansah, Evan Dimas, dan Hansamu Yama Membela Persebaya
Persebaya memang besar. Mendukung kembalinya Andik Vermansah, Evan Dhimas, dan Hansamu Yama bukan berarti menjadikan mereka pemain-pemain yg namanya lebih besar dari Persebaya. Tidak Sama Sekali.
Transfer Pemain, Antara Kebutuhan Tim, Harga Pemain, dan Keinginan Customer
Di dunia sepak bola yang sudah kita kenal, pasti tidak pernah lepas dengan yang namanya bursa transfer. Tentu kita masih ingat bagaimana bintang dunia dibeli klub-klub top Eropa dengan harga fantastis sehingga memecahkan rekor pemain termahal dunia
Zaki, Potret Bonek, dan Fanatisme Sepak Bola
Jumat sore itu, 3 Februari 2017, Surabaya sedang diguyur hujan yang amat deras. Di berbagai titik jalan bahkan lumpuh total karena banjir dan macet. Sepulang mengajar kuliah sore itu, saya melaju cepat dengan motor saya ke terminal Purabaya Bungurasih. Saya berencana pulang kampung untuk bertemu anak dan istri. Medan terasa amat berat. Rasa lelah setelah bekerja seharian berpadu-padan dengan hujan deras, banjir, dan macet. Kombinasi yang sempurna untuk mengeluh atau bahkan mengumpat.
Menempatkan Andik di Puncak Akal Sehat
Harusnya, hari-hari ini, sembari menikmati semilir angin yang mengantar menuju pergantian tahun ke 2019, kita masih diliputi euphoria atas segala hal yang ditorehkan Persebaya dan Bonek di pentas kompetisi Liga 1 tahun ini
Kala “Persebaya Sak Tekone Izroil” Bukan Hanya Slogan
Kalimat pendek. Maknanya dalam. Menyiratkan kecintaan total terhadap Persebaya. Jangankan tenaga dan harta. Nyawa pun akan diberikan untuk Persebaya. Mendukung total Persebaya sampai malaikat Izroil, sang pencabut nyawa, datang menjemput ajal