Dukunglah Persebaya dengan Cinta Sejati
Jacksen F Tiago! Aji Santoso! Rahmad Darmawan! Kurang lebih nama-nama itulah yang dominan muncul sebagai sosok yang diteriakkan dengan lebih kencang untuk menggantikan coach AV semenjak Persebaya menelan kekalahan dari Persib. Belum lagi nama Andik Vermansah yang juga ikut disebut kembali, bersama dengan nama-nama pemain tenar lainnya, yang sedang bersinar bersama klubnya masing-masing.
Sejarah Penggantian Pelatih-Pelatih Persebaya
Suasana baru bakal dirasakan oleh para punggawa Persebaya Surabaya di dua pertandingan awal paruh kedua liga musim 2018 ini. Seperti apa yang dikatakan oleh Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, bahwa sudah dipastikan untuk menghadapi Persela Lamongan (5/8) dan Barito Putera (12/5) Rendi Irwan dkk akan dilatih sementara oleh Bejo Sugiantoro, pelatih Persebaya Surabaya U-19. Semoga hasilnya memuaskan sebelum akhirnya mengangkat pelatih tetap berlisensi A. Aamiin!
Sejenak Meluangkan Waktu untuk Alfredo Vera
Meski meninggalkan Persebaya dalam kondisi yang kurang mengenakkan, namun ingatan tentang sosok Alfredo Vera bukan hanya tentang kekalahan dan keterpurukan.
Teruntuk Suporter, Selamat Hari Merdeka
Dirgahayu Indonesia, selamat merayakan hari kemerdekaan bagi kita semua. Hari paling bersejarah, hari di mana bangsa Indonesia mendapatkan hak-haknya sebagai negara yang berdaulat. Merdeka, sesuatu yang tidak hanya didapat namun juga harus dijaga. Dan kita sebagai kaum suporter juga harus merdeka tentunya, baik dari perlakuan maupun pola pikir.
Ketidaksinkronan Visi Presiden Persebaya dengan Visi Alfredo Vera
Presiden Persebaya, Azrul Ananda, adalah salah satu orang yang visioner. Ia menyukai pembinaan usia muda dan lebih mementingkan proses ketimbang hasil. Namun visi sang presiden tak bisa diterjemahkan pelatih Alfredo Vera di lapangan. Ia menyukai pemain tua dan merekrut pemain-pemain yang telah dikenalnya. Alfredo salah menerjemahkan “proses” dengan membongkar-bongkar formasi. Anehnya, Azrul membiarkannya.
Evaluasi atau Degradasi, Kebijakan Transfer “Aneh” Alfredo yang Membuat Persebaya Terpuruk
Mengawali kiprahnya di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah vakum selama 7 tahun, Persebaya sempat memunculkan asa kalau tim ini akan berbicara banyak di kompetisi Liga 1. Di laga pembuka Green Force berhasil membungkam tamunya Perseru Serui dengan skor tipis 1-0 lewat sontekan manis legiun asing nya asal Argentina, Robertino Pugliara. Sempat dikritik di awal kedatangannya karena sudah memasuki usia uzur untuk ukuran pesepakbola profesional yaitu 34 tahun. Tapi penampilannya kala itu membungkam semua kritik yang tertuju padanya. Hingga saat ini, pemain bernomor punggung 10 tersebut menjadi pemain yang paling konsisten dan stabil diantara pemain lainnya dengan kontribusi 1 gol dan 2 assist (dikutip situs resmi liga-indonesia.id).
Liga 1 yang Tak Bersahabat, Selamatkan Persebaya!
Awalan musim Liga 1 akan digelar, manajemen dengan meledak-ledak menargetkan 5 besar, sebuah target minimalis bagi tim sebesar Persebaya. Rupanya manajemen tahu diri akan hal itu, terbukti, hingga pekan ke 18 Persebaya berkutat di peringkat 14, sebuah pemandangan miris dengan latar belakang histori dan suporternya yang militan.
Menang atau Terpuruk, Persebaya Berharap Papua Connection
Beberapa jam lagi pertandingan awal putaran kedua Liga 1 2018 antara Perseru Serui melawan Persebaya Surabaya akan segera berlangsung di Stadion Marora, Serui. Laga di prediksi tak akan berjalan mudah bagi Tim Bajul Ijo. Karena Tim Kuda Laut Jingga cukup tangguh jika bermain dikandang sendiri. Namun sebaliknya, Green Force dikenal cukup sulit ditaklukkan ketika bermain di kandang lawan.
Tiga Saran Agar Persebaya Bangkit di Putaran Kedua
Kekalahan Persebaya Surabaya atas Persib Bandung 3-4 pada lanjutan Liga 1 harus menjadi evaluasi total dari para petinggi Bajol Ijo. Akibat kekalahan itu, tim kebanggan arek-arek Suroboyo kini menempati peringkat ke-13 dengan mengoleksi 22 poin. Bagaimana Bonek tidak geram, tim kebanggaan yang diperjuangkan saat mati suri kini hanya menjadi kelinci percobaan formasi coach Alfredo Vera.
Menyerahlah untuk Menang, Karena Kita Persebaya
Tidak ada kekalahan yang membahagiakan. Kekecewaan dan kesedihan akan selalu dirasakan siapapun yang mengalaminya. Pilihan pahit getir sudah menjadi resiko kekalahan. Persebaya malam itu mengalaminya di hadapan 50 ribu lebih pasang mata di bawah sorotan lampu Gelora Bung Tomo.