Harapan Setelah Wabah Covid-19 Berakhir

Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

Dalam satu dekade terakhir, sepak bola adalah hiburan yang paling diminati dan ditunggu-tunggu di seantero dunia. Tak heran jika Indonesia masuk dalam kategori masyarakat gila bola. Kultur, budaya yang berbeda membuat sepak bola di Indonesia sangat menarik dan patut di apresiasi. Tim dan suporter saling bantu, tim mampu memberikan hiburan dan prestasi. Sedangkan suporter mampu membantu finansial klub seperti membeli tiket dan merchandise asli.

Indonesia mampu mengembangkan sepak bola profesional sama seperti negara berkembang lainnya. Salah satu tim potensial dengan animo besar suporter yakni Persebaya, tim yang lahir 93 tahun lalu tepatnya 18 Juni 1927. Tim era Perserikatan yang berkandang di Surabaya ini punya andil besar terhadap prestasi Timnas. Salah satunya dengan menyumbang bakat-bakat muda untuk Timnas. Ya, Persebaya adalah salah satu tim profesional dalam pembentukan sebuah pondasi tim. Pembinaan dilakukan Persebaya dengan membuat tim U-12 hingga U-20. Pembinaan yang bertujuan untuk menyaring bakat-bakat muda calon pesepakbola profesional yang akan datang.

Banyak pemain Persebaya yang mampu mempromosikan bakat mereka menjadi pemain profesional. Contoh saja Andik Vermansah. Ia berasal dari skuad persebaya U-18 yang dipromosikan masuk skuad senior. Tak butuh waktu lama, ia tampil cemerlang di Persebaya senior selama 5 tahun mulai 2008-2013. Andik pun kerap dipanggil membela Timnas. Masih banyak bakat dari Surabaya yang disumbangkan buat prestasi sepak bola.

BACA:  Persebaya dan Legenda

Di benak masyarakat. yang paling dikenal tentang Persebaya adalah Bonek. Suporter militan terhadap klubnya yang sangat dikagumi di Indonesia. Sudah banyak yang mereka berikan terhadap klub yang dicintainya.

Iklan

Bonek (bondho) dan (nekat), suporter terbanyak di Indonesia dengan pro dan kontra di mana-mana. Awal 2000, banyak kontroversi yang dilakukan Bonek dengan berbagai hal. Namun lima tahun ke belakang, kontroversi yang pernah mereka buat sudah berbanding terbalik dengan yang ada sekarang. Kebaikan dan eksistensi Bonek naik pesat dengan respon masyarakat yang sangat bagus terhadap suporter ini. Sudah banyak kebaikan yang dilakukan Bonek baik kebaikan secara sosial maupun rohani. Contoh saja pada saat ini Bonek mampu menjadi garda terdepan dengan membentuk Panti Asuhan Bonek. Bukan semata-mata untuk mencari eksistensi namun tujuan dari Panti Asuhan Bonek lillahi ta’alah untuk menampung anak-anak yatim piatu untuk mereka bantu kehidupannya. Bonek yang dulu dikenal dengan tindakan kekerasan kini berubah tak seperti orang kira. Bonek tak lebih dari sekedar kata, ia mampu memberikan apa yang patut diberikan dan mampu membantu apa ya semestinya dibantu.

Banyak suporter yang menjadikan Bonek sebagai pedoman mereka untuk Persebaya dan masyarakat. Saling berbagi dan saling mengisi antar suporter, tim dan masyarakat itu menjadi pondasi kekuatan dalam tim.

Saat ini, negara kita masih dirundung duka dengan adanya wabah Covid-19. Wabah yang menghentikan semua aktifitas apapun termasuk semaraknya penggila bola di Indonesia. Mereka harus rela hiburan mereka ditiadakan sementara waktu. Ya, liga di indonesia untuk beberapa waktu dihentikan. Nasib pemain dan klub pun ada di tangan PSSI. Tanggal 29 Mei nanti akan ada rapat lanjutan terkait Liga Indonesia dilanjut ataupun tidak. Apabila dilanjut setidaknya mereka mampu memberi waktu untuk setiap tim memanasi kerangka timnya dan apabila tidak dilanjut setidaknya pada akhir tahun mampu membuat turnamen yang bisa menjadi pengganti liga.

BACA:  Menjauhlah dari Keberuntungan

Banyak yang dirugikan dari masalah ini. Masyarakat pun merasa dirugikan sebut saja pedagang di stadion. Tak ada konsumen seramai saat di stadion. Benar saja, sepak bola mampu menarik masyarakat untuk pergi ke stadion dan mampu memberikan ekonomi terhadap masyarakat setempat.

Saya sendiri tahu seperti apa perasaan mereka. Sekarang harapan mereka mungkkin akan saya wakilkan di tulisan ini.

“Liga dilanjut ataupun tidak mungkin itu urusan mereka yang berkuasa. Setidaknya jangan hentikan hiburan dan ekonomi kami”. Apabila tidak dapat dilanjut maka hal yang paling tepat setelah wabah ini yakni membentuk turnamen pengganti liga. (*)

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka paling lambat 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display