Sebuah Harapan Sederhana untuk Persebaya

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

“Dalam sepak bola, meraih kemenangan adalah hal mutlak yang harus diraih. Tak boleh ada kata menyerah. Bila gagal, coba lagi dan bila gagal lagi, coba terus. Sebagaimana hidup, sepak bola selalu menyediakan ruang kesuksesan bagi mereka yang terus berusaha dan bekerja keras.”

Pertama, jelas saya harus sepakat dengan pernyataan itu. Dan yang kedua, saya harus mempraktekkan itu semua di kehidupan normal kita. Sulit? Pasti! Tapi kita harus berusaha. Dan salah satu pendorong itu adalah Persebaya. Apakah itu nomal? Jelas pertanyaan tidak menarik dan tentu jawaban juga tidak akan menarik. Namun ada beberapa hal yang mungkin membuat kita berfikir ulang bahwa sebuah klub sepak bola adalah hal yang bisa mendorong kita lebih keras dalam berusaha.

Suatu saat sebuah pertanyaan muncul dengan tiba-tiba dan membabi buta “mosok kalah di belo terus”. Beberapa saat lalu menjawab, “yang penting mereka melawan berusaha sehormat-hormatnya maka tuhan akan menentukan hasilnya”. Di komentar lain, “alah palsu dan ditimpa komentar lain yang tersulut emosi dan diikuti cemooh, sumpah serapah, dan beberapa umpan bagi nomor punggung tertentu. Bagi saya mereka adalah sepasang kekasih yang baru bertemu dan baru berbicara beberapa saat saja. Mereka berharap terlalu besar, apa itu salah? Tentu tidak, sekali lagi tidak. Harapan mereka sederhana hanya ingin Persebaya sebagai pemenang bukan pecundang. Dan itu sangat wajar.

BACA:  Persebaya, Klub Yang Tidak Sempurna Tapi Sempurna

Dalam sebuah kutipan “Bahwa perjuangan butuh modal”. Dari titik ini terbangun kesadaran bahwa harapan saya bagi Persebaya bukan lagi hanya sebuah klub sepak bola dengan catatan gelar yang panjang dan sarat akan sejarah. Namun Persebaya sebuah klub dengan kostum hijau yang bisa memberikan semangat terlebih memberikan modal bahwa kita harus berusaha dan tetap berusaha. Bukan sebagai pemenang namun sebagai penantang dan memberikan nafas baru serta semangat baru untuk saya dan mungkin untuk generasi setelah saya. Dan sekarang bukan lagi gelar yang dapat diraih Persebaya untuk tahun ke depan, tapi sebuah cerita bahwa Persebaya bisa membuat semua yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan jerih payah dan tanpa putus asa. Dan sebuah harapan sederhana dari seorang anak dan ayah jika harus menjawab pertanyaan sederhana, “Kok kalah maneh? Dan bisa berkata “kita bisa dan kita juara”. (*)

Iklan
BACA:  Persebaya di Era Digital

Nganjuk, 9/5/2020

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Mei 2020. Dengan tema Persebaya dan Harapan Masyarakat, kontes dibuka hingga 31 Mei 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

 

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display