EJ Sharing

Kalau official Persebaya memilih untuk mengkonfrontasi kemarahan para Bonek tersebut alih-alih meminta maaf dan memperbaiki penampilan, ya jangan harap chant-chant hujatan tersebut akan hilang dari stadion kala pertandingan berlangsung.

Minggu (8/4) adalah match day Persebaya ke-3 di putaran I Liga 1 2018. Laga melawan tim asal Kalimantan Selatan ini pantang dilewatkan Bonek se-Dunia. Di laga inilah, seorang legenda Persebaya, Jacksen F. Tiago harus meramu tim melawan kesebelasan yang pernah dia bela dan arsiteki.

Terlalu dini untuk meletakkan pesimistis Persebaya akan mampu bercokol di papan atas seperti target manajemen hingga akhir musim kompetisi 2018 ini.

Laga Persela Lamongan melawan Persebaya Surabaya, Jumat (30/3), menjadi ajang untuk menyaksikan belum selesainya salah satu PR Persebaya: finishing touch.

Rupanya, ada sebuah "tradisi" terselubung di Persebaya. Setiap kritikan harus dibalas dengan kemampuan di lapangan.

Canda dan tawa bisa membuat suasana apapun menjadi lebih cair. Tak terkecuali di tim Persebaya saat tegang menjalani kompetisi yang panjang atau sebuah turnamen.

Sejak dulu, cukup banyak pemain Persebaya (bahkan sejak jaman SVB dan SIVB) yang berasal dari etnis Tionghoa.

Ini Persebaya! Sebuah tim besar. Banggalah menjadi bagian di dalamnya.

Sepak bola profesional menggeliat mengikuti perkembangan. Setiap pemain dapat menentukan masa depan dari berbagai macam klub. Tak ada lagi primordial di sana, tak ada lagi sifat kedaerahan mendominasi. Yang ada justru kebutuhan tim untuk terus berprestasi sepenuhnya.

Persebaya akan menjalani laga tandang pertama mereka di liga 1 melawan tuan rumah Persela Lamongan pada 30 Maret 2018. Namun sayangnya, pihak panpel di Lamongan melarang Bonek mendampingi Persebaya.