EJ Sharing

Modal nekat adalah bekal awal menjadi seorang pengusaha. Dan berita baiknya kita (baca: Bonek) sudah punya modal tersebut.

Tak bisa disuratkan hanya dengan rangkaian kata-kata. Tak mampu harus berkata apa atas yang telah kau suguhkan.

Dibunuh saja!” menjadi kata yang sangat populer dalam pertandingan sepak bola di Indonesia. Para suporter atau fans sepakbola menyanyikannya, bahkan acapkali di sepanjang laga, ketika klub yang mereka dukung bertemu dengan klub yang mereka anggap sebagai rival. Bahkan kata-kata itu dinyanyikan meski klub yang sedang bermain di lapangan hijau bukanlah klub rival mereka.

Di masa depan, klub kebanggaan arek Suroboyo ini harus benar-benar mapan, aman, nyaman.

Tekad Persebaya Surabaya meraih poin penuh saat menghadapi Kalteng Putra (21/05) memang tak bisa direalisasikan. Kita semua tahu pada akhirnya tim tamu mampu mencuri satu poin dengan memanfaatkan kesalahan lini belakang Persebaya serta “keberhasilan” mereka membuat “drama-drama” satu babak. Serta ketidaktegasan pengadil lapangan yang membuat geram ribuan penonton di dalam stadion dan ratusan ribu pasang mata yang menyaksikan laga ini dari layar televisi.

Tanggal 31 Agustus 2019 adalah tanggal yang mendebarkan bagi sosok bernama David da Silva. Bagaimana tidak, pria berpaspor Brasil ini mendapatkan kesempatan keduanya memperkuat Persebaya Surabaya saat bertandang ke markas Bhayangkara FC. Seperti diketahui bersama, David sebelumnya melewatkan awal musim Liga Indonesia 2019 dengan memperkuat klub Pohang Steelers asal Korea Selatan.

Meski belum diumumkan secara resmi, kabar berpisahnya Persebaya dengan Jawa Pos semakin menguat.

Lebih khusus lagi menyaksikan aksi memikat David da Silva. Datang ke Surabaya dengan selimut keraguan dari para Bonek, striker asal Brasil itu telah menjawab keraguan para Bonek tersebut. Kini dia mencatatkan diri sebagai pemain paling subur dengan torehan 20 gol.

Gelora Bung Tomo (GBT) itu candu. Sekali menikmati pertandingan di GBT, maka hasrat untuk kembali dan kembali lagi akan meningkat.

Beradaptasi dengan sepakbola diera pandemi memang tak mudah, apalagi menahan nafsu untuk tidak hadir ke stadion.