Mencintai Persebaya Meski Bukan Klub Tanah Kelahiran
Dan semenjak saat itu, entah kenapa hati ini melekat kepada klub yang bernama Persebaya. Bukan dari klubnya yang bikin saya mengenal Persebaya, tapi suporternya yaitu Bonek. Di kala banyak berita yang menyebut Bonek sebagai biang kerok kerusuhan atau media yang sering mencitrakan bahwa Bonek itu bukan suporter melainkan perusuh.
Menjauhlah dari Keberuntungan
Melihat pertandingan yang sudah di maikan Persebaya baik secara langsung atau dari layar kaca jamak kiranya merasakan atmosfer pertandingan secara lansung. Ada emosi yang muncul baik hasil miror maupun hasil yang maksimal. Satu hal yang paling disorot adalah apa yang disajikan di lapangan yakni elemen dalam tim.
Persebaya, Prioritas atau Popularitas?
Tak perlu dijelaskan lagi bahwa sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari di belahan dunia. Tak memandang umur, gender, maupun agama meskipun kita tahu bahwa penguasa sejati dunia sepak bola tetaplah kaum pria.
Persebaya Bukan Hanya Sekadar Gelar Juara
Optimisme dan harapan yang tinggi hadir saat kendali Persebaya dipegang oleh Azrul Ananda. Setelah lebih dari enam tahun dibekukan oleh federasi karena persoalan dualisme, kini klub kebanggaan kota Surabaya ini kembali eksis di kancah sepak bola nasional dan internasional.
Persebaya di Era Digital
Agar bisa survive di era digital, salah satu upayanya adalah Persebaya harus sehat secara finansial.
Tulisan untuk Persebaya, Bapak, dan Lek Dar
Aku putra Pak Suradji, Kombes peretelon Medokan Ayu. Terlahir sebagai Bonek adalah sebuah mandat dari Gusti Allah yang aku syukuri. Bagaimana tidak, melahap berita Green Force sudah mengalahkan minum obat.
Ngosek dan Ngeyel Lawan Covid-19
Dua kata yang menjadi ciri khas Persebaya Surabaya ketika bermain. Permainan yang sejak dahulu menjadi pola resmi atau pakem bagi pemain Persebaya ketika bermain di lapangan hijau. Musim ke musim selalu berganti begitupun pemain maupun staf kepelatihan. Pakem dan identitas itu selalu menjadi pengingat agar pemain dan pelatih berjuang keras untuk menciptakan gol dan memenangkan pertandingan.
Harapan untuk Bonek, Ayo Jaga Sikap Dewasa!
Sepak bola bukan hanya soal pemain atau klub namun juga tentang suporter. Dulu ketika orang mengingat kata 'Bonek', konotasinya rata-rata akan selalu negatif; rasis, anarkis, dan sering rusuh. Bonek sadar akan hal itu dan mencoba memperbaiki diri. Segala upaya dilakukan oleh Bonek untuk memperbaiki image di depan publik. Bonek memberikan boneka untuk penderita kanker di Jawa Timur, berdonasi untuk bencana alam yang menimpa saudara-saudara kita di berbagai tempat, membagi-bagikan bunga dan gorengan untuk pengendara plat N, hingga menjaga keamanan gereja pasca ledakan bom di Surabaya.
Dua Cinta, Satu Hati: Kisah Bonek Mencintai Persebaya dan Persija
Saya ini pecinta olahraga, tak terkecuali sepak bola. Lahir di Kota Pahlawan membuat saya jelas memiliki darah Bonek, begitupun dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Dari kecil hingga sekarang ketika mendengar istilah bonek, saya merasa menjadi bagian itu. Dan saya bangga.
Pemain Muda, Ciri Khas Persebaya
Persebaya tidak bisa lepas dari pemain muda. Persebaya merupakan sebuah tim yang tidak pernah kehabisan pemain muda berbakat. Dari tahun ke tahun klub kebanggaan Bonek ini terus konsisten mengorbitkan pemain muda tanpa henti. Melalui kompetisi internal, Persebaya mampu mencetak bintang-bintang muda untuk tim nasional Indonesia hingga saat ini. Sebut saja: Evan Dimas, Andik Vermansah, hingga Supriadi. Kualitas mereka tidak perlu diragukan lagi; bahkan dari tahun ke tahun mereka terus menembus tim nasional walaupun sering terjadinya pergantian pelatih.