EJ Sharing

Awalan musim Liga 1 akan digelar, manajemen dengan meledak-ledak menargetkan 5 besar, sebuah target minimalis bagi tim sebesar Persebaya. Rupanya manajemen tahu diri akan hal itu, terbukti, hingga pekan ke 18 Persebaya berkutat di peringkat 14, sebuah pemandangan miris dengan latar belakang histori dan suporternya yang militan.

Dengan sektor tengah yang semakin matang, pertahanan yang semakin solid, sektor serangan yang semakin agresif dan haus goal, siapapun pasti optimis tim ini akan terus melaju dan kembali berlaga di Liga 1.

Situasi di dalam federasi sepak bola tanah air sedang tidak baik baik saja. Rangkap jabatan, ketidakadilan sanksi, menjadi pemicu reaksi kalangan suporter di tanah air.

Persebaya baru saja melakoni partai tandang ajang Piala Indonesia 2018 melawan tuan rumah PSBI Blitar di Stadion AAL Bumimoro, Surabaya. Hasilnya keunggulan mutlak Tim Bajul Ijo 0-14 atas tuan rumah. Ada beberapa catatan rekor pada pertandingan sore hari ini. Di antaranya:

Simon McMenemmy, pelatih Timnas Indonesia sudah memanggil pemain untuk laga FIFA matchday untuk laga menghadapi Myanmar 25 Maret 2019. Sebanyak 27 nama dipanggil untuk melakukan pemusatan latihan di Perth Australia 6-17 Maret.

Di tengah perkembangan elemen-elemen Bonek dengan visual yang ada, saya menunggu kreativitas mereka menjadikan Gelora Bung Tomo sebagai venue yang benar-benar menjelma “pemain ke-12” dan menakutkan bagi tim lain.

Perlu digaris bawahi adalah, kemenangan dalam sebuah Derby tentunya menjadi investasi besar laga-laga Persebaya selanjutnya.

Melalui tangan dingin pelatih caretaker, Bejo Sugiantoro, Persebaya membuktikan diri sebagai tim Liga 1 yang patut diperhitungkan, dan itu seharusnya sudah terjadi sejak musim ini mulai digelar

Faktanya sampai saat ini masih ada beberapa Bonek yang mencibir, "Bonek kok dikit-dikit protes" atau "Bonek kok dikit-dikit demo".

Begitu mendengar rencana Persebaya mengundang PSS Sleman pada laga Celebration Game, Sabtu, 9 Desember 2017, saya begitu antusias untuk bisa hadir di stadion.