EJ Sharing

Irfan Jaya, mengajarkan kita bahwa dedikasi lebih penting dari sekadar posisi.

Dirgahayu Indonesia, selamat merayakan hari kemerdekaan bagi kita semua. Hari paling bersejarah, hari di mana bangsa Indonesia mendapatkan hak-haknya sebagai negara yang berdaulat. Merdeka, sesuatu yang tidak hanya didapat namun juga harus dijaga. Dan kita sebagai kaum suporter juga harus merdeka tentunya, baik dari perlakuan maupun pola pikir.

Ada hal besar lain yang sangat jarang disentuh oleh APPI.

Apapun yang terjadi, jelas saat ini Rivalitas dengan Bhayangkara FC adalah bumbu tersendiri di Liga Indonesia, bukan karena kultur atau apapun , namun karena merekalah yang memulai dahulu. 

Nek Aku Gembel Koen Kate Lapo? Ya, tak apa disebut gembel, maling gorengan, dan sebutan miring lainnya. Bagi kita, Bonek, sebutan seperti itu sama sekali tak membuat risau. Wes biasa. Justru menjadi pemicu, penyemangat WANI berubah dan berbuat baik.

Ada yang menarik bila mencermati line up yang sering diturunkan oleh coach Alfredo Vera selama ini. Penulis melihat talenta jebolan klub Persebaya lebih sering duduk di bangku cadangan. Contoh yang paling mudah adalah Alfonsius Kelvan dan Misbakus Solikin.

Logical fallacy sangat rentan terjadi pada rivalitas, baik saat beradu pendapat atau juga saat menyikapi suatu kejadian.

Akun twitter Mafia Wasit sering menuliskan sebuah quote Kotaro Minami yang berbunyi "Jika tidak berubah maka aku akan kalah”. Ini menarik untuk melihat apa yang sudah dilakukan Bonek selama 5 tahun belakangan ini

Dua laga sebelumnya Persebaya mengalami hasil imbang ketika mengahadapi Persik Kediri dan Persija. Sedangkan Persis Solo harus menerima kekalahan dari Persib dan seri saat menghadapi Barito Putera.

Paulo Victor mungkin nama asing bagi publik sepakbola Indonesia, mungkin sebagian ingat jika menonton pertandingan Visakha FC mengahajar Bali United 5-2 saat pertandigan Piala AFC 2022 tahun lalu, bahkan dia berhasil menyumbangkan 2 Gol untuk membuat Bali United harus tertunduk lesu.