Energi Persebaya Bernama Bonek
Beberapa hari jelang laga lawan Arema FC, kita bersama disuguhkan berita mengenai fenomena pendukung Persebaya yang identik dengan sebutan Bonek dalam usaha mereka mendapatkan tiket pertandingan minggu nanti.
Mem-Persebayakan Nusantara
Apakah berlebihan, jika membaca judul di atas. Mengapa tidak? Apa itu Persebaya? Siapa Persebaya itu? Kok sampai berani-beraninya mempersatukan Nusantara?
Piala Presiden 2019, Saatnya Persebaya Naik Level
Anda pernah mencoba kudapan ringan bernama Maicih? Keripik berbumbu pedas yang memiliki tingkatan level pedas ini adalah salah satu produk lokal yang berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat. Dulu di sekitar 2011, produk dengan merek ini sangatlah booming di seluruh Indonesia.
Bonek 2.0: Warkop, Gadget, dan Perubahan
Generasi Bonek 2.0 adalah bonek generasi baru.
Bonek Berhak Tahu Alasan Persebaya Gagal Rekrut Evan dan Andik
Bagaikan drama Korea, berjilid-jilid atau berseri-seri, dengan kisah yang selalu menarik, ada harapan, impian, dan kenyataan. Ada air mata ada emosi dan juga intrik yang tidak semua orang bisa menebak cerita akhirnya sampai berganti episode.
Pelajaran 100 Menit di Gelora Bung Tomo
Rachmat Irianto, pemain muda itu, harus melihat Campos melewatinya dengan cara menyakitkan. Setelah itu, Wanggai berlari gembira menikmati sontekan manja ala pemain Kalteng Putra nomor 10 tersebut.
Persebaya, Mes Que Un Club
Persebaya dan Bonek adalah satu kesatuan. Mempermainkan persebaya bukan hanya melukai hati para Bonek. Tapi juga menodai perjuangan panjang yang telah dilakukan bonek serta warisan kultural yang telah melekat dalam diri Arek Suroboyo.
Seduluran Tanpa Batas (Nazar Seorang Bonek untuk Persis Solo)
Beberapa orang menganggap bahwa sepak bola adalah masalah hidup dan mati. Saya jamin ini lebih serius daripada itu
Ibadah Malam Jumat di Wilis
Bonek melakukan ibadah Kamis malam Jumat di stadion Wilis. Kemenangan atas tuan rumah adalah klimaksnya.
Merekalah Yang Memulai!
Apapun yang terjadi, jelas saat ini Rivalitas dengan Bhayangkara FC adalah bumbu tersendiri di Liga Indonesia, bukan karena kultur atau apapun , namun karena merekalah yang memulai dahulu.